Dolar Singapura Tembus Rp 10.500 Lagi, Ada Apa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 May 2022 12:30
Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penukaran Uang (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah hingga menembus Rp 10.500/AU$. Neraca perdagangan Indonesia yang kembali memperpanjang rekor surplus masih belum mampu mendongkrak kinerja rupiah.

Melansir data Refinitiv, dolar Singapura berada di kisaran Rp 10.535/SG$ atau menguat 0,32 di pasar spot pada pukul 11:48 WIB.

Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini melaporkan nilai ekspor Indonesia pada April 2022 melampaui US$ 27 miliar naik 47,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Nilai tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang masa.

Salah satu pendorong utama lonjakan ekspor adalah pertambangan yang mencapai US$ 6,41 miliar atau tumbuh 182,48% secara yoy dan 18,58% secara mtm.Batu bara adalah penyumbang terbesar.

"Kenaikan harga batu bara karena kenaikan harga," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Selasa (17/5/2022).

Di sisi lain, nilai impor Indonesia pada bulan lalu sebesar US$ 19,76 miliar, tumbuh 21,97% (yoy). Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 7,56 miliar. Ini membuat neraca perdagangan mengalami surplus selama 24 bulan beruntun.

Sayanganya, surplus neraca perdagangan tersebut belum mampu membuat rupiah bangkit. Sebab, terjadi capital outflow yang besar dari dalam negeri.

Aksi jual masif melanda pasar saham. Data pasar menunjukkan sepanjang pada periode 9 - 13 Mei lalu, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 8,41 triliun di pasar reguler, dan ditambah pasar tunai dan nego nilainya mencapai Rp 9,11 triliun.

Tidak hanya di pasar saham, pasar obligasi Indonesia yang sudah kurang menarik menjadi semakin terpuruk.

Capital outflow yang terjadi di pasar obligasi sekunder semakin masif pada pekan lalu. Data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menunjukkan pada periode 9 - 12 Mei terjadi capital outflow sebesar Rp 9,11 triliun.

Dengan demikian, total dana yang menguap di pasar saham dan obligasi dalam sepekan lebih dari Rp 23 triliun, yang membuat rupiah kesulitan menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular