Aksi Jual Berlanjut, Dow Futures Merah Lagi.. Awas IHSG Besok

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Kamis, 12/05/2022 19:14 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) kompak bergerak melemah pada perdagangan Kamis (12/5/2022). Aksi jual masih berlanjut di Wall Street dan mendorong indeks S&P 500 berada di level terendah sejak lebih dari satu tahun.

Kontrak futures indeks Dow Jones terkoreksi 118 poin atau 0,4% dan menandai penurunan selama lima hari beruntun. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 melemah sebesar 0,5%, setelah berada di titik terendah sejak Maret 2021 di sesi sebelumnya.

Nasdaq merosot 0,9%, di mana saham emiten teknologi terus menjadi pusat aksi jual selama periode ini.


Rilis data inflasi terbaru pada Rabu (11/5) menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan April berada di 8,3%, yang melebihi ekspektasi dan masih berada di dekat rekor tertingginya sejak 40 tahun di 8,5%.

Data tersebut menyebabkan investor melakukan aksi jual terhadap aset berisiko seperti saham teknologi dan Bitcoin.

"Saham dijual di seluruh penjuru dunia, dan nada pasar semakin suram," kata Adam Crisafulli Vital Knowledge dalam sebuah catatan yang dikutip dari CNBC International.

Di pasar reguler pada Rabu (11/5), indeks Dow Jones anjlok 326 poin atau 1,02%. Indeks S&P 500 dan Nasdaq merosot yang masing-masing sebanyak 1,65% dan 3,18%.

Indeks S&P 500 anjlok lebih dari 18% dari rekor tertingginya dan merosot 17% sejak awal tahun ini. Nasdaq jatuh mendekati 30% dari level tertingginya.

Bitcoin anjlok di bawah US$ 27.000 hari ini karena kekhawatiran terhadap inflasi dan runtuhnya stablecoin Terra USD yang kontroversial. Perusahaan teknologi dengan kepemilikan Bitcoin, turun di pra pembukaan perdagangan hari ini. Saham Tesla kehilangan 2%, sementara saham MicroStrategy anjlok 10%.

Sementara saham Disney jatuh lebih dari 4% di pra pembukaan perdagangan setelah melaporkan neraca keuangan yang beragam. Mereka melaporkan pertumbuhan pelanggan streaming yang lebih tinggi dari perkiraan, tapi mengingatkan dampak Covid-19 pada taman bermainnya di Asia.

Saham Apple anjlok 1% di pra pembukaan perdagangan, penurunan tersebut akan mendorong saham-saham memasuki bear market (kondisi penurunan), jika berlanjut ke perdagangan reguler. Saham itu ditutup merosot 19,9% dari level tertingginya kemarin.

Sementara itu Tom Lee, Pendiri Fundstrat Global Advisor menilai pasar saham tetap bullish. Dia mengatakan jika pasar telah menemukan pijakannya.

"Kita berada di dunia dengan pengembalian yang diharapkan sebanyak dua digit. Pekan ini menarik karena pasar saham terus menurun, sehingga air terjun semakin cepat. Tapi hal-hal yang biasanya menguatkan penurunan air terjun seperti imbal hasil (yield) obligasi atau Indeks Volatilitas Chicago Board Options Exchange (CBOE/VIX) belum melemah. Pasar obligasi sebenarnya cukup stabil bahkan dalam menghadapi IHK yang panas dan VIX yang sebenarnya telah jatuh," tambahnya.

Investor masih menantikan data klaim pengangguran terbaru yang akan dirilis pada pukul 08.30 pagi waktu setempat. Selain itu, investor juga menunggu rilis data Indeks Harga Produsen (IHP) yang biasanya digunakan untuk mengukur harga di tingkat grosir.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi