Dunia Dibayangi Krisis Pangan, Indonesia Aman?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
03 May 2022 17:45
Penjual daging ayam di Pasar Rakyat Tamansari Kabupaten Bogor, Kamis (7/4/2022). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Penjual daging ayam di Pasar Rakyat Tamansari Kabupaten Bogor, Kamis (7/4/2022). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Dampak kenaikan keduanya akan terasa hingga Indonesia dari neraca dagang hingga harga sembako.

Indonesia adalah importir bersih jagung. Nilai impor jagung Indonesia pada Januari-Februari 2022 senilai US$ 71,18 juta atau setara Rp 1,01 triliun, terbang 596% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Meskipun jumlahnya meroket, namun laju pertumbuhan volume impor jagung Indonesia tidak setinggi nilainya. Volume impor jagung pada Januari-Februari 2022 tercatat 208,6 ribu ton, naik 294% yoy dibanding periode yang sama tahun 2021.

Artinya, biaya impor jagung semakin mahal dan bisa menekan neraca dagang Indonesia dari sisi impor.

Begitu juga dengan impor kedelai. Tingginya harga kedelai menahan penurunan nilai impor hanya 3% yoy, meskipun volume impor jatuh 14% yoy

Nilai impor kedelai Indonesia pada Januari-Februari 2022 senilai US$ 194,44 juta atau setara Rp 2,78 triliun, turun 3% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Sementara volume impor kedelai tercatat 338,9 ribu ton, turun 14% yoy.

Harga jagung dan kedelai yang semakin mahal membebani para peternak ayam dan telur. Sebab jagung adalah komponen pakan ternak. Ketika harga jagung tinggi, harga pakan ternak pun turut melambung.  Ujung-ujungnya kenaikan harga ayam potong dan telur.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) nasional mencatat, harga rata-rata daging ayam ras pada 3 Mei 2022 bertengger di Rp 45.450 per kg. Sementara harga telur ras tercatat Rp 30.400/kg. Harga keduanya mulai merangkak naik sejak Februari.

Harga Ayam dan TelurFoto: PIHPS
Harga Ayam dan Telur

Harga ayam dan telur yang naik mampu mendorong inflasi. Ini karena keduanya memiliki bobot cukup besar terhadap inflasi sektor makanan, minuman, dan tembakau.

Daging ayam ras berperan terhadap 5,5% terhadap inflasi sektor makanan, minuman, dan tembakau dan 1,37% terhadap inflasi total. Ini membuatnya jadi jenis makanan yang memiliki bobot terbesar kedua setelah beras.

Sedangkan telur ayam ras memiliki bobot 2,8% terhadap inflasi kelompok dan 0,7% terhadap inflasi total.

Perlu diketahui, sektor makanan, minuman, dan tembakau memiliki bobot terbesar terhadap perhitungan inflasi secara nasional. Sehingga naiknya inflasi di sektor ini mampu mendongkrak inflasi nasional.

(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular