Ukraina Rupanya Kaya 'Harta Karun', Ini Jadi Biang Perang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Operasi militer Rusia di Ukraina resmi diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin, Kamis (24/2/2022). Tak lama berselang, ledakan terjadi di ibu kota Ukraina Kyiv, Kamis (24/2/2022) waktu setempat. Bahkan meluas hingga kota Kharkiv dan daerah lainnya.
Tim CNN di Kharkiv melaporkan mendengar "aliran ledakan keras yang terus-menerus". Ini adalah kota terbesar kedua di Ukraina yang terletak di timur laut negara itu. Bahkan kabar terbaru menyebutkan korban jiwa mulai berjatuhan.
Akibatnya, rantai pasokan makanan dari pertanian diprediksi akan terganggu karena perang yang terjadi.
Ukraina dianggap sebagai "keranjang roti Eropa". Invasi akan mengakibatkan rantai pasokan makanan menjadi terpukul, kata Alan Holland, CEO dan pendiri di perusahaan teknologi sumber Keelvar. Konflik ini tak lepas dari potensi alam yang di Ukraina.
Ukraina memproduksi gandum, jelai dan gandum hitam yang banyak diandalkan Eropa. Negara itu juga penghasil jagung yang besar.
Produksi jagung Ukraina pada tahun 2021 mencapai 42 juta ton. Ini merupakan rekor tertinggi yang dicapai Ukraina dan telah bertumbuh 10 kali lipat sejak awal 2.000-an. Sementara produksi gandum Ukraina tercatat 33 juta ton pada tahun 2021.
![]() Gandum dan Jagung Ukraina |
Saat ini, Ukraina menyumbang 16% dari ekspor jagung dan 12% gandum global. Ukraina diproyeksi menjadi pengekspor jagung terbesar ketiga di dunia pada musim 2021/22 dan pengekspor gandum terbesar keempat, menurut data Dewan Biji-bijian Internasional.
Ukraina diuntungkan dari lonjakan harga jagung dan gandum karena nilai ekspornya yang meningkat. Ini karena 80% panen jagung dan 70% panen gandum dikirim ke luar Ukraina alias diekspor.
Gandum berjangka yang diperdagangkan di Chicago telah naik sekitar 22,32% sejak awal tahun ini, sementara jagung berjangka melonjak 18,75% pada periode yang sama.
"Meskipun musim panen masih beberapa bulan lagi, konflik berkepanjangan akan membuat kekurangan roti (dan meningkatkan harga konsumen) musim gugur ini," kata Holland.
Faktanya, bukan hanya Eropa yang akan terkena dampaknya. Banyak negara di Timur Tengah dan Afrika juga bergantung pada gandum dan jagung Ukraina.
Ini pun termasuk China. Gangguan pada pasokan tersebut dapat mempengaruhi ketahanan pangan di wilayah tersebut.
"China juga merupakan penerima besar jagung Ukraina. Bahkan, Ukraina menggantikan AS sebagai pemasok jagung utama China pada tahun 2021," kata Presiden Sourcing Grup Industry, Dawn Tiura.
Tak hanya jagung dan gandum, Ukraina juga merupakan pemain utama ekspor tanaman sereal seperti posisi pertama di dunia sebagai eksportir bunga matahari mentah. Kemudian posisi ke-2 di dunia sebagai eksportir bisa colza.
Lalu, menempati posisi ke-3 di dunia sebagai eksportir frozen fowls dan eksportir madu alami nomor 5 dunia terbesar di dunia.