Perang Bikin Harga Komoditas Beterbangan, Batu Bara Juaranya!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
02 March 2022 15:06
Ilustrasi: Fasilitas minyak terlihat di Danau Maracaibo di Cabimas, Venezuela, 29 Januari 2019. REUTERS / Isaac Urrutia
Foto: Ilustrasi: Fasilitas minyak terlihat di Danau Maracaibo di Cabimas, Venezuela, 29 Januari 2019. REUTERS / Isaac Urrutia

Jakarta, CNBC Indonesia - Berbagai komoditas mengukir rekor harga baru karena situasi konflik di Ukraina yang memanas. Komoditas energi yang jadi andalan Rusia seperti minyak, batu bara, dan gas terus melaju memecahkan rekor sebelumnya karena kekhawatiran pasokan yang akan semakin langka.

Sementara komoditas pertanian seperti gandum, kedelai, dan CPO turut tersengat karena mahalnya harga komoditas energi.

Selain itu, komoditas logam baik dasar maupun mulia pun ikut menguat. Harga nikel mencapai rekor tertinggi sejak satu dekade. Kemudian logam mulia yaitu emas dan perak menguat karena investor memilih safe haven untuk mengamankan nilai asetnya.

Berikut perkembangan harga komoditas dunia yang telah dihimpun tim riset CNBC Indonesia:

Minyak Mentah

Tak hanya gas alam, harga minyak mentah dunia pun melesat hingga di atas US$ 110/barel. Pada Rabu (2/3/2022) pukul 14:30 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 111,40/barel. Melonjak 6,13% dan menjadi rekor tertinggi sejak Juli 2014.

Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 109,82/barel. Melesat 6,41% dan merupakan yang termahal sejak April 2011.

Kenaikan ini membawa kinerja minyak mentah dunia sejak awal tahun 2022 mencapai 47%.

Kecemasan investor terhadap pasokan akibat konflik menjadi booster bagi laju harga minyak dunia. Hukuman yang diterima oleh Rusia diperkirakan bisa menghambat ekspor minyak Rusia.

Pasalnya Rusia adalah negara nomor empat eksportir terbesar minyak mentah di dunia dengan pangsa pasar 11,4% terhadap total pasokan minyak dengan rata-rata ekspor 8 juta barel per hari (bph) selama sepuluh tahun terakhir, mengutip data BP Statistic.

Paling banyak ekspor minyak Rusia ke Eropa. Besarannya adalah 138,2 juta ton pada tahun 2020. Jumlah ini setara 29% total impor minyak Eropa yaitu 475,9 juta ton setahun.

Gas Alam

Rusia adalah raja gas alam dunia. Jika Rusia tidak bisa memenuhi kebutuhan dunia akan minyak dan gas akibat perang, maka pasokan dunia bisa langka. Sebab Rusia memegang peran strategis terhadap ketersediaan migas dunia.

Rusia terancam tidak bisa ekspor gas alam karena hukuman SWIFT membuat harga gas alam menguat. Pada Rabu(2/3/2022) pukul 14:30 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 4,67/MMBtu. Melonjak 1,65%. Sepanjang 2022, harga gas alam dunia melonjak 25,34%.

Menurut BP Statistics Review, seperempat lebih kebutuhan gas dunia dipasok oleh Rusia. Tepatnya, Rusia memiliki 26,2% pangsa ekspor di seluruh dunia dengan jumlah 197,7 miliar meter kubik.

Rusia adalah produsen gas alam terbesar kedua di dunia dengan kontribusi mencapai 16,6% produksi gas alam pada tahun 2020 dengan jumlah 638,5 miliar meter kubik. Cadangannya mencapai 1.320,5 miliar meter kubik, setara dengan 19,9% cadangan dunia.

Gas Rusia banyak mengalir ke Eropa dengan besaran 167,7 miliar meter kubik pada tahun 2020. Jumlah ini setara 37,5% total impor gas alam Eropa.

Halaman Selanjutnya --> Energi Alternatif: Batu Bara dan CPO

Batu Bara

Saat harga minyak dan gas naik, dampaknya akan menjalar ke komoditas energi pengganti yaitu batu bara dan CPO

Harga batu bara 'terbang' dan mencatat rekor baru setidaknya hingga 2008 dan berhasil tembus US$ 300/ton.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 305,45/ton, melesat 21,45%. Dalam dua bulan pertama 2022, harga batu bara telah melambung 101,29%.

Prospek peningkatan permintaan akan menjadi penopang kenaikan harga batu bara. Konflik Rusia-Ukraina menyebabkan pasokan gas alam di Eropa terancam.

Negeri Beruang Merah adalah pemasok sekitar 35% kebutuhan gas di Benua Biru. Perang, plus berbagai sanksi bagi Rusia, akan membuat pasokan itu terancam seret.

Oleh karena itu, batu bara akan kembali dilirik sebagai sumber energi primer pengganti gas alam. Jerman sudah membuka wacana soal ini.

 

CPO

Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melonjak tajam pada hari ini, Rabu (2/3/2022) dan menyentuh level all time high. Pada Rabu (2/3/2022) pukul 14:30 WIB harga CPO dibanderol di level MYR 6.766/ton. Sepanjang tahun 2022, harga batu bara telah melesat 44,16%.

CPO merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif pengganti fossil fuelOleh sebab itu wajar jika pergerakan harga CPO cenderung senada dengan harga minyak mentah. Saat harga minyak mentah melambung, harga CPO akan mengikuti.

Halaman Selanjutnya --> Logam Industri dan Logam Mulia

Nikel

Harga nikel dunia mengukir rekor tertinggi sejak satu dekade yang lalu terpengaruh oleh konflik Rusia dan Ukraina yang memanas. Kemarin, harga nikel dunia tercatat 25.103/ton, menguat 3,38% dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya. Ini merupakan harga tertinggi sejak 2011.

Nikel adalah bahan baku utama yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, dan tembaga, sebagai penentu indikator ekonomi, banyak digunakan dalam manufaktur elektronik dan konstruksi rumah.

"Industri chip Amerika Serikat sangat bergantung pada bahan baku yang bersumber dari Ukraina. Rusia juga mengekspor sejumlah elemen penting untuk pembuatan semikonduktor, mesin jet, mobil, dan obat-obatan," kata Hong.

Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 280.000 ton pada tahun 2020, mengacu data Statista. Sehingga memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga nikel dunia.

Tembaga

Harga tembaga melonjak dan masuk ke level US$ 10.000/ton karena ancaman kendala pasokan.

Kemarin, harga tembaga dunia tercatat 10.061,5/ton, menguat 1,8% dibandingkan harga penutupan hari sebelumnya. Ini merupakan harga tertinggi sejak 2011.

Rusia memproduksi 920.000 ton tembaga olahan tahun lalu, sekitar 3,5% dari total dunia, menurut USGS, di mana Nornickel memproduksi 406.841 ton.

Emas dan Perak

Ketidakpastian pasar karena konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina membuat aset safe haven seperti emas menjadi laku. Sebab emas memiliki fungsi sebagai lindung nilai aset. Emas memiliki harga yang stabil dan tidak terdisrupsi seperti nilai mata uang.

Hal ini membuat harga emas melambung hingga ke US$ 1.900/troy ons. Kemarin, harga emas di pasar spot ditutup di US$ 1.943/troy ons, melonjak 1,85% dibandingkan hari sebelumnya. Sementara harga perak tercatat US$ 25,4/ons, melonjak 3,89% dibandingkan hari sebelumnya.

Halaman Selanjutnya --> Bahan Pangan

Bahan Pangan

Harga gandum dan jagung mencatat rekor harga tertinggi. Gandum berjangka yang diperdagangkan di Chicago telah melonjak sekitar 21,9% sejak awal tahun ini. Sementara jagung berjangka melonjak 11,42% pada periode yang sama.

Pada Rabu (2/3/2022) pukul 12:50 WIB, harga jagung tercatat di US$ 747/bushel, rekor tertinggi sejak Mei 2021. Harga gandum tercatat US$ 1.003/basel, tertinggi sejak Maret 2008.

"Kenaikan harga pangan hanya akan diperburuk dengan kejutan harga tambahan, terutama jika area pertanian inti di Ukraina direbut oleh loyalis Rusia," kata Per Hong, mitra senior di perusahaan konsultan Kearney.

Dia menunjukkan bahwa Rusia juga merupakan pengekspor gandum utama dunia. Bersama dengan Ukraina, keduanya menyumbang sekitar 29% dari pasar ekspor gandum global.

Ukraina juga penghasil bahan makanan. Ukraina memproduksi gandum, jelai dan gandum hitam yang banyak diandalkan Eropa dan negara lain tak kecuali Indonesia. Negara itu juga merupakan penghasil jagung yang besar.

Lebih lanjut, setiap adanya gangguan pada pasokan gas alam, akan mempengaruhi produksi produk padat energi seperti pupuk. Dan gangguan itu juga pasti akan berdampak pada pertanian lainnya.

"Pupuk sudah kekurangan pasokan tahun lalu, yang menyebabkan melonjaknya harga," ungkap Holland.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular