
Hubungan RI dan Elon Musk yang 'Putus Nyambung'

Meski belum ada kejelasan investasi dari Tesla - kecuali kontrak NDA - pemerintah memilih untuk maju terus dengan segala sumber daya yang dimiliki.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akhir Maret lalu mengumumkan pendirian Indonesia Battery Holding (IBH) yang bernama lengkap Indonesia Battery Corporation (IBC) yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air.
Perusahaan holding ini terdiri dari empat perusahaan BUMN antara lain PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/Inalum alias MIND ID, yang terdiri atas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).
Pihak Kementerian BUMN menyebut bahwa IBC akan memayungi rantai pasok dari industri baterai yang sangat panjang, mulai dari pertambangan, smelter, pembuatan pabrik prekursor, dan lainnya.
Antam dan MIND IDE akan bergerak di hulu dan menunggu di hilir ada Pertamina serta PLN. Kala itu pihak Kementerian BUMN juga menyebut bahwa holding yang sudah dibentuk ini bisa melakukan kerja sama dengan calon mitra potensial, seperti dari China, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan negara Eropa.
Pekan lalu, Luhut mengumumkan bahwa IBC telah mengantongi investasi senilai US$ 15 miliar dari dua kemitraan yang dijalin untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi di Tanah Air. Investor tersebut adalah perusahaan asal China, Ningbo Contemporary Brunp Lygen Co., Ltd (CBL).
Bulan depan IBC bersama LG Energy Solution (LGES) dijadwalkan akan memulai groundbreaking pabrik baterai listrik di Indonesia. Total investasi yang digelontorkan untuk pembangunan pabrik komponen baterai kendaraan listrik ini mencapai Rp 142 triliun.
Secara bersamaan pemerintah juga sudah merealisasikan investasi di industri mobil listrik dengan CATL. Perusahaan ini akan membangun pabrik terintegrasi dengan nilai investasi mencapai US$ 5,2 miliar di Maluku Utara, Batang, dan Kalimantan Utara.Pembangunan pabrik terintegrasi tersebut ditargetkan juga akan dimulai pada tahun ini.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan investasi dari perusahaan asal jerman BASF dan Volkswagen juga dipastikan masuk berinvestasi ke Indonesia pada tahun ini.
Perusahaan asal Jerman itu akan masuk pada proyek pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang produknya merupakan komponen bahan baku baterai kendaraan listrik, dan kemungkinan akan dilanjutkan dengan pembangunan prekursor katoda.
Meski masih di fase awal, Indonesia Battery Corporation (IBC) berharap dapat memiliki merek baterai mobil listrik sendiri. Saat ini masih mencari formulasi pembuatan.
