
Kabar Pasar Hari Ini, Ada yang Bisa Angkat IHSG Nggak Ya?

Harga Saham Bangkit, Market Cap BNI Lewati Bank Jago & EMTK
Di tengah positifnya IHSG selama 8 pekan beruntun, saham emiten perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terus mencatatkan kenaikan kapitalisasi pasar (market cap) dalam setidaknya dua pekan terakhir.
Market Cap BBNI pada akhir pekan lalu naik sebesar Rp 18 triliun menjadi Rp 173 triliun. Posisi BBNI pada akhir pekan lalu pun berada di atas saham emiten teknologi dan media yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan emiten bank digital yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO).
Sebelumnya pada Jumat tanggal 14 April lalu, market cap BBNI juga sempat naik sebesar Rp 9 triliun menjadi Rp 155 triliun.
Pada perdagangan kemarin, market cap BBNI pun kembali naik Rp 5 triliun menjadi Rp 178 triliun, meski IHSG ditutup turun tipis pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, yakni turun 0,14% ke level 7.215,467.
Jreng.. Sumitomo Keluar dari Proyek Nikel Vale di Sulawesi!
Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM), perusahaan industri pengolahan logam asal Jepang, memutuskan untuk tidak melanjutkan studi kelayakan atau feasibility study (FS) untuk konstruksi proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, yang tengah digarap bersama PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Hal tersebut telah diputuskan oleh Akira Nozaki, President & Representative Director SMM, dan diumumkan secara resmi melalui keterangan resmi perusahaan, hari ini, Senin (25/04/2022).
Pada 2012, SMM mulai bekerja sama dengan PT Vale Indonesia untuk melakukan pre-feasibility study untuk smelter Pomalaa dan sejak 2018 telah menjalankan studi kelayakan untuk proyek smelter nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang produknya bisa dijadikan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Namun, sebagian karena penyebaran Covid-19, tata cara pengurusan izin dan diskusi dengan PTVI (PT Vale Indonesia) tertunda. Dalam keadaan seperti ini, PTVI mulai mencari alternatif untuk mempromosikan proyek Pomalaa dengan SMM, dan SMM tidak dapat melanjutkan negosiasi dengan PTVI," jelas pernyataan resmi SMM, Senin (25/04/2022).
"Karena sulit untuk mempertahankan internal dan tim studi proyek eksternal tanpa prospek untuk kemajuan di masa depan, SMM memiliki menyimpulkan bahwa ia tidak punya pilihan selain untuk menghentikan penelitian," lanjutnya.