
Kabar Pasar Hari Ini, Ada yang Bisa Angkat IHSG Nggak Ya?

Saham IPO Ini Turun Terus Sejak Melantai di BEI dan Masuk UMA
Usai sekali ditutup menguat pada debut 8 April lalu, saham emiten yang bergerak di bidang kompresor PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) anjlok selama 10 hari beruntun.
Seiring dengan itu, pada Jumat (22/4), pihak bursa pun akhirnya menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga saham SICO yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (25/4/2022), harga saham SICO ditutup anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,94% ke Rp 134/unit. Ini adalah kali kesepuluh selama berturut-turut saham SICO ditutup ambles, dengan 9 di antaranya menembus batas ARB.
Praktis, sejak melantai di bursa pada 8 April 2022, saham SICO hanya sekali menguat, yakni pada debut perdana di BEI.
"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal," jelas BEI dalam keterangan tertulisnya, dikutip CNBC Indonesia, Senin (25/4/22).
BRI Optimistis Capai Target Pertumbuhan Kredit Hingga 11%
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) optimistis bisa mencapai target pertumbuhan penyaluran kredit hingga 9% - 11% pada 2022 ini. Keyakinan tersebut dimiliki BRI karena dua faktor utama yang mendukungnya.
Pertama, BRI yakin karena likuiditasnya masih terjaga saat ini. Kecukupan likuiditas BRI terlihat dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) perseroan yang ada di posisi 86,96% per akhir Maret 2022.
Kedua, BRI juga memiliki modal yang besar. Angka Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal perseroan ada di angka 24,61% pada tiga bulan pertama 2022.
Modal besar dimiliki BRI karena pada 2021 lalu perseroan melakukan rights issue dan mendapat suntikan modal banyak dari pasar modal dan pemerintah.
(RCI/dhf)