Perang Makin Panas di Donbas, Bursa Eropa Dibuka Beragam

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
21 April 2022 14:52
A trader works as screens show market data at CMC markets in London, Britain, December 11, 2018. REUTERS/Simon Dawson
Foto: Seorang pedagang bekerja sebagai layar menunjukkan data pasar di pasar CMC di London, Inggris, 11 Desember 2018. REUTERS / Simon Dawson

Jakarta. CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa di sesi awal perdagangan bergerak beragam pada hari ini, Kamis (21/4/2022), di mana investor masih mengamati perkembangan terbaru dari perang antara Rusia dan Ukraina.

Indeks Stoxx 600 di awal sesi melemah tipis 0,05% ke level 459.89, di mana mayoritas saham berada di zona positif, seperti saham sumber daya alam, perbankan, kesehatan, asuransi dan saham utilitas.

Hal yang serupa terjadi, indeks FTSE Inggris terkoreksi tipis 0,41% ke level 7.597,96.

Namun, Indeks DAX Jerman terapresiasi 22,58 poin atau 0,16% ke 14.384,61 dan indeks CAC Prancis menguat 0,74% ke level 6.674,08.

Saham Nestle melonjak 2,2% setelah melaporkan angka penjualan yang melampaui target tahun ini.

Perang di Ukraina tetap menjadi sentimen utama di benak para investor di Eropa, di mana fase kedua konflik terjadi dan berfokus di wilayah Donbas di Ukraina Timur.

Rusia telah menetapkan ultimatum baru untuk merebut kota Mariupol yang telah hancur, di mana pasukan Ukraina dan ratusan warga sipil Ukraina bersembunyi di pabrik baja Azovstal.

Sementara itu, para pejabat di Ukraina terus menyerukan lebih banyak dukungan senjata dan pengiriman yang lebih cepat karena Rusia mulai mengintensifkan bom di Donbas.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres bertanya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, apakah mereka akan mengadakan pertemuan.

Sementara itu, bursa saham di Amerika Serikat (AS) menguat tadi malam, di mana investor masih mencerna musim rilis kinerja keuangan dari Tesla dan United Airlines. Selain itu, data pengangguran mingguan juga akan dirilis hari ini.

Bursa saham di Asia Pasifik bergerak beragam, di mana investor masih mengikuti perkembangan dari situasi Covid di China dan pergerakan Yen Jepang.

Investor masih mengamati tanda-tanda dukungan kebijakan dari otoritas China karena mereka sedang bergulat dengan gelombang Covid-19 yang melonjak. Kebijakan ketat 'zero Covid' telah menimbulkan pertanyaan tentang prospek ekonomi China.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Masih Berlanjut, Bursa Eropa Dibuka Mixed

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular