BI Sudah 14 Bulan Tahan Suku Bunga, KPR Warga +62 Naik Gak?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 April 2022 15:15
Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan April 2022 Cakupan Triwulanan. (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan April 2022 Cakupan Triwulanan. (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) dalam pengumuman kebijakan monertenya Selasa kemarin masih mempertahankan kebijakannya. BI masih belum mengikuti tren kenaikan suku bunga yang sudah terjadi sejak tahun lalu.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG, Selasa (19/4/2022).

Dengan demikian, suku bunga acuan tidak berubah selama 14 bulan terakhir. Suku bunga acuan 3,5% adalah yang terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.

Tidak hanya itu, Perry masih mempertahankan sikap dovish-nya dengan menyatakan masih bersabar untuk menaikkan suku bunga. Ia sekali lagi menegaskan kebijakan moneter tidak merespon administered prices atau harga yang ditentukan pemerintah. Hal ini terkait dengan kenaikan beberapa harga, seperti Pertamax yang ditentukan pemerintah.

Yang direspon oleh BI adalah dampak second round yang terlihat dari inflasi inti. BI juga menyatakan terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan.

"Esensinya sabar, menunggu koordinasi lebih lanjut, pada waktunya kami akan menjelaskan, komitmen kami menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.

Meski demikian, pada bulan lalu BI sebenarnya sudah sedikit melakukan pengetatan dengan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM). Kenaikan GWM tersebut masih akan dilakukan lagi pada Juni dan September hingga menjadi 6,5% untuk Bank Umum Konvensional (BUK) dan 5% untuk Bank Umum Syariah (BUS).

Kenaikan tersebut tentunya akan menyerap likuiditas, dan jika semakin mengetat bisa berdampak pada kenaikan suku bunga perbankan. Tetapi hingga saat ini, likuditas masih cukup longgar, sehingga belum ada kenaikan suku bunga kredit secara rata-rata.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Suku Bunga Kredit Turun, Tapi...

Bank Indonesia yang agresif menurunkan suku bunga selama pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) membuat suku bunga kredit perbankan juga mengalami penurunan.

Tren penurunan suku bunga acuan BI sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2019, saat itu BI 7-Day Reverse Repo Rate berada di 6%.

Perekonomian global saat itu mengalami pelambatan akibat perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Alhasil banyak bank sentral memangkas suku bunganya.
Saat suku bunga acuan turun, suku bunga kredit tentunya akan mengikut (secara rata-rata), sehingga perekonomian bisa berputar lebih kencang.

Di tahun 2019, BI menurunkan suku bunga sebanyak 4 kali masing-masing 25 basis poin. Kemudian disusul 5 kali pemangkasan sepanjang 2020 dan 1 kali di 2021 hingga saat ini suku bunga acuan berada di 3,5%.

Suku bunga kredit perbankan pun terus mengalami penurunan, baik itu Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Konsumsi (KPR dan Non-KPR), hingga Kredit Investasi.

Meski demikian, penurunan tersebut masih belum sejalan dengan penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate sejak 2019 sebesar 250 basis poin. Pada periode yang sama, suku bunga Kredit Modal Kerja turun 172 basis poin, pada bulan Februari rata-ratanya sebesar 8,62%. Kemudian suku bunga investasi turun 200 basis poin, dan suku bunga kredit konsumsi 144 basis poin.

Suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang termasuk dalam Kredit Konsumsi juga mengalami penurunan. Berdasarkan data Suku Bunga Dasar Kredit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata suku bunga KPR di bulan Februari sebesar 8,72% dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan 70 basis poin saja.

kprFoto: OJK

Tetapi patut diingat, suku bunga tersebut merupakan rata-rata, suku bungan yang lebih rendah biasanya dinikmati oleh debitur baru, bukan yang eksisting. Sehingga jangan kaget saat suku bunga acuan BI menurun, suku bunga KPR sebagian debitur justru mengalami kenaikan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular