
BI Sudah 14 Bulan Tahan Suku Bunga, KPR Warga +62 Naik Gak?

Bank Indonesia yang agresif menurunkan suku bunga selama pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) membuat suku bunga kredit perbankan juga mengalami penurunan.
Tren penurunan suku bunga acuan BI sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2019, saat itu BI 7-Day Reverse Repo Rate berada di 6%.
Perekonomian global saat itu mengalami pelambatan akibat perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Alhasil banyak bank sentral memangkas suku bunganya.
Saat suku bunga acuan turun, suku bunga kredit tentunya akan mengikut (secara rata-rata), sehingga perekonomian bisa berputar lebih kencang.
Di tahun 2019, BI menurunkan suku bunga sebanyak 4 kali masing-masing 25 basis poin. Kemudian disusul 5 kali pemangkasan sepanjang 2020 dan 1 kali di 2021 hingga saat ini suku bunga acuan berada di 3,5%.
Suku bunga kredit perbankan pun terus mengalami penurunan, baik itu Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Konsumsi (KPR dan Non-KPR), hingga Kredit Investasi.
Meski demikian, penurunan tersebut masih belum sejalan dengan penurunan BI 7-Day Reverse Repo Rate sejak 2019 sebesar 250 basis poin. Pada periode yang sama, suku bunga Kredit Modal Kerja turun 172 basis poin, pada bulan Februari rata-ratanya sebesar 8,62%. Kemudian suku bunga investasi turun 200 basis poin, dan suku bunga kredit konsumsi 144 basis poin.
Suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang termasuk dalam Kredit Konsumsi juga mengalami penurunan. Berdasarkan data Suku Bunga Dasar Kredit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata suku bunga KPR di bulan Februari sebesar 8,72% dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan 70 basis poin saja.
![]() |
Tetapi patut diingat, suku bunga tersebut merupakan rata-rata, suku bungan yang lebih rendah biasanya dinikmati oleh debitur baru, bukan yang eksisting. Sehingga jangan kaget saat suku bunga acuan BI menurun, suku bunga KPR sebagian debitur justru mengalami kenaikan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]