FYI! Suku Bunga KPR Sudah Naik di Agustus, Awas Makin Tinggi

Maesaroh, CNBC Indonesia
21 October 2022 16:20
Ilustrasi Bank Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan melanjutkan kebijakan moneter ketatnya bulan depan. Kebijakan tersebut dikhawatirkan akan berdampak negatif ke sejumlah sektor perekonomian. BI kali pertama menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3.75% pada Agustus lalu, di saat yang sama suku bunga kredit juga sudah naik. Meski demikian kenaikan tersebut jauh lebih kecil ketimbang kenaikan suku bunga acuan BI. 

Pada September lalu, BI mengerek suku bunganya lagi sebesar 50 basis poin, dan Kamis (20/10/2022) kemarin juga menaikkan lagi dengan besaran yang sama, sehingga menjadi 4,75%. Dengan demikian, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 125 bps dalam tiga bulan terakhir.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memproyeksikan BI bisa mengerek kembali suku bunga hingga 50 bps jika kenaikan suku bunga kemarin tidak cukup menopang pergerakan rupiah.

"Kalau respon market ga membuat rupiah menguat, saya rasa chance (kenaikan) 50 bps masih ada lg bulan depan," ujar Irman, kepada CNBC Indonesia.



Hitungan Bank Danamon memperkirakan suku bunga acuan BI akan naik menjadi 6,25% pad awal kuartal II-2023.

Rupiah pada hari melemah dibandingkan hari perdagangan kemarin. Mengacu pada data Refinitiv, rupiah hari ini melemah 0,39% ke Rp 15.630/US$. Posisi tersebut menjadi yang terendah sejak 15 April 2020.

Ekonom DBS Radhika Rao juga memperkirakan BI masih bisa menaikkan suku bunga secara agresif pada bulan depan.

Dalam hitungan DBS, suku bunga acuan masih bisa naik 75 bps hingga akhir tahun dengan satu kali kenaikan hingga 50 bps pada bulan depan. BI rate di akhir 2022 akan berada di angka 5,5%.

Kebijakan agresif BI, salah satunya untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) sebesar 75 bps pada November mendatang.

"Inflasi masih menjadi persoalan, ketidakpastian global juga akan berdampak ke rupiah. Dengan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed maka nilai tukar mata uang Asia akan ada dalam tekanan," ujarnya.

Pendapat berbeda disampaikan ekonom OCBC Wellian Wiranto. Dia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan 25 bps pada November dan Desember sehingga suku bunga acuan akan berada di angka 5,25% pada akhir tahun.

"Kami memperkirakan jika BI masih akan naik 50 bps hingga akhir tahun. Suku bunga sebesar itu akan dinaikkan dalam dua bulan ke depan dengan fase yang lebih lambat yakni 25 bps pada masing-masing bulan," tutur Wellian, dalam laporannya Another Salvo Bank Indonesia hiked its policy rate by another 50bps to 4.75%.

Wellian menjelaskan BI tidak akan seagresif pada September dan Oktober karena adanya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik akibat kondisi global.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Suku Bunga KPR Sudah Naik di Agustus

Kenaikan suku bunga acuan BI akan berdampak kepada sejumlah sektor, mulai dari perbankan hingga kehidupan masyarakat sehari-hari.

Salah satu dampak yang paling terasa dalam jangka pendek adalah kenaikan suku bunga pinjaman perbankan. Termasuk di dalamnya adalah suku bunga pinjaman kredit pemilikan rumah (KPR) hingga kredit investasi.

Gubernur BI perry Warjiyo mengatakan suku bunga kredit perbankan sudah naik menyusul kenaikan suku bunga acuan BI.

"Kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga dana maupun suku bunga kredit lebih terbatas seiring dengan likuiditas yang masih longgar, memperpanjang efek tunda transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga dana dan kredit," tutur Perry, saat menggelar konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober, Kamis (20/10/2022).

BI menjelaskan kenaikan suku bunga acuan juga telah mendorong peningkatan suku bunga pasar uang. Di pasar uang, suku bunga IndONIA pada 19 Oktober 2022 naik 102 bps dibandingkan dengan akhir Juli 2022, menjadi sebesar 3,82%.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan rata-rata suku bunga dasar kredit KPR sudah naik 4 bps menjadi 8,61% pada Agustus, dari 8,57% pada Juli.

ojkFoto: OJK


Rata-rata suku bunga dasar kredit mikro naik 5 bps menjadi 10,51% pada Agustus. Rata-rata suku bunga dasar kredit korporasi meningkat 4 bps menjadi 7,94% pada Agustus.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) sudah berencana menaikkan suku bunga kredit, untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) misalnya diperkirakan akan naik dalam enam bulan ke depan.

"Mungkin untuk KPR dalam tiga hingga enam bulan ke depan, menunggu bunga simpanan naik dahulu secara bertahap," tutur Pemimpin Divisi Manajemen Produk Konsumer BNI Teddy Wishadi jelas kepada CNBC Indonesia.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pembangunan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, mengatakan kenaikan suku bunga akan semakin membebani dunia usaha. Terlebih, dunia usaha sudah terbebani dengan kenaikan harga BBM subsidi.

"Beban dunia usaha saat ini sedang tinggi, kenaikan suku bunga akan semakin membebani dunia usaha," tutur Simanjorang di Profit, CNBC Indonesia (Kamis, 20/10/2022)
Dengan suku bunga yang lebih tinggi maka laju investasi bisa tertekan karena bunga pinjaman makin mahal.

Sebelumnya, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan dampak dari naiknya bunga acuan terhadap bunga pinjaman terjadi terutama pada sektor properti. 

Bhima menyebutkan akan terjadi penyesuaian harga properti semua jenis baik residensial maupun komersial. Karena bunga pinjaman naik, developer dan kontraktor juga harus menyesuaikan harga yang di-passing through ke konsumen akhir.

Namun, kenaikan suku bunga juga memiliki dampak positif. Dengan suku bunga yang tinggi, inflasi diharapkan bisa turun sehingga harga barang lebih terjangkau.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular