
BI Sudah 14 Bulan Tahan Suku Bunga, KPR Warga +62 Naik Gak?

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Bank Indonesia (BI) dalam pengumuman kebijakan monertenya Selasa kemarin masih mempertahankan kebijakannya. BI masih belum mengikuti tren kenaikan suku bunga yang sudah terjadi sejak tahun lalu.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG, Selasa (19/4/2022).
Dengan demikian, suku bunga acuan tidak berubah selama 14 bulan terakhir. Suku bunga acuan 3,5% adalah yang terendah dalam sejarah Indonesia merdeka.
Tidak hanya itu, Perry masih mempertahankan sikap dovish-nya dengan menyatakan masih bersabar untuk menaikkan suku bunga. Ia sekali lagi menegaskan kebijakan moneter tidak merespon administered prices atau harga yang ditentukan pemerintah. Hal ini terkait dengan kenaikan beberapa harga, seperti Pertamax yang ditentukan pemerintah.
Yang direspon oleh BI adalah dampak second round yang terlihat dari inflasi inti. BI juga menyatakan terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan.
"Esensinya sabar, menunggu koordinasi lebih lanjut, pada waktunya kami akan menjelaskan, komitmen kami menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.
Meski demikian, pada bulan lalu BI sebenarnya sudah sedikit melakukan pengetatan dengan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM). Kenaikan GWM tersebut masih akan dilakukan lagi pada Juni dan September hingga menjadi 6,5% untuk Bank Umum Konvensional (BUK) dan 5% untuk Bank Umum Syariah (BUS).
Kenaikan tersebut tentunya akan menyerap likuiditas, dan jika semakin mengetat bisa berdampak pada kenaikan suku bunga perbankan. Tetapi hingga saat ini, likuditas masih cukup longgar, sehingga belum ada kenaikan suku bunga kredit secara rata-rata.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Suku Bunga Kredit Turun, Tapi...