
Menguat Dua Hari Beruntun, Rupiah Jadi Juara di Eropa!

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah kembali berjaya terhadap euro, poundsterling, dan dolar franc swiss pada perdagangan Selasa (19/4/2022). Artinya, Mata Uang Ibu Pertiwi berhasil menguat selama dua hari beruntun di Benua Biru. Apa pemicunya?
Melansir Refinitiv, pukul 11:15 WIB, euro melemah terhadap rupiah sebanyak 0,49% di Rp 15.462/EUR dan poundsterling terkoreksi terhadap rupiah 0,31% di Rp 18.670,38/GBP.
Hal yang serupa terjadi pada, dolar franc swiss melemah terhadap Mata Uang Tanah Air sebesar 0,16% ke Rp 15.186,75/CHF.
Di Inggris, para analis menilai bahwa ekonomi Inggris berada pada risiko yang semakin besar untuk jatuh ke dalam resesi pada musim panas ini, di mana melonjaknya inflasi membatasi daya beli konsumen, seperti yang diwartakan oleh The Guardian.
Kombinasi dari perlambatan pertumbuhan ekonomi pasca lockdown dan meningkatnya biaya hidup karena perang Rusia-Ukraina mengakibatkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal beruntun yang merupakan indikasi resesi.
Dengan begitu, para analis memprediksikan PDB Inggris kuartal I-2022 hanya akan tumbuh sekitar 1%.
Tidak hanya itu, James Smith, Analis Dutch Bank ING mengatakan ekonomi Inggris kemungkinan akan menyusut pada kuartal II-2022 dan memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2022 hanya akan tumbuh 0,2%.
Sementara itu, Jerman telah mengeluarkan hampir €3 miliar (US$4,4 miliar) untuk mengakuisisi terminal impor gas alam cair, untuk menghentikan ketergantungannya pada gas Rusia. Bahkan, Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengatakan bahwa proses tersebut harus dipercepat.
Eropa dan Jerman akan menggunakan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) sebagai alternatif pengganti gas Rusia. Negara pemasok terbesar LNG yakni Australia, Qatar dan Amerika Serikat.
Rusia merupakan produsen bahan bakar fosil dan menyumbang sekitar 45% dari impor gas Uni Eropa tahun 2021 dan Rusia telah mengekspor 55% gasnya ke Jerman di tahun yang sama.
Meskipun Jerman ingin segara menyetop impor gas Rusia, tapi tampaknya pemerintah Jerman pun tidak yakin rencana tersebut dapat dilakukan sebelum pertengahan tahun 2024.
Penguatan rupiah di Benua Biru selama dua hari beruntun dibantu oleh rilis data ekonomi yang baik. Kemarin, Bank Indonesia (BI) telah melaporkan neraca perdagangan Indonesia di bulan Maret yang mengalami surplus, di mana nilai eskpor Maret senilai US$26,5 miliar dan nilai impor mencapai US$21,97 miliar.
Dengan begitu, neraca perdagangan di bulan Maret berhasil membukukan surplus senilai US$4,53 miliar. Surplus ini adalah yang ketiga terbesar sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Hanya kalah dari Oktober 2021 (US$ 5,74 miliar) dan Agustus 2021 (US$ 4,75 miliar).
Selain itu, BI dijadwalkan akan merilis keputusan untuk suku bunga acuan yang dijadwalkan akan dirilis pukul 14:30 WIB yang akan menjadi penggerak rupiah di pasar spot.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! Rupiah Berjaya Dua Hari Beruntun di Eropa