
Rupiah Lemah Lawan Poundsterling, Masih Ada Tenaga di Eropa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah berhasil menguat di hadapan euro dan dolar franc swiss. Namun, rupiah terkoreksi terhadap poundsterling pada perdagangan hari ini, Rabu (23/3/2022).
Melansir data Refinitiv, pada pukul 11:20 WIB euro terhadap rupiah melemah 0,08% ke Rp 15.819,44/EUR dan dolar franc swiss terkoreksi terhadap rupiah sebanyak 0,28% ke Rp 15.345,95/CHF.
Sementara itu, poundsterling berhasil menguat terhadap Mata Uang Garuda sebanyak 0,12% ke Rp 19.056,80/GBP.
Poundsterling memang sedang menguat di pasar spot, terpantau menguat sebanyak 0,20% terhadap dolar AS. Tidak heran, jika poundsterling bisa menekan performa rupiah hari ini.
Terkait perkembangan di Eropa, pabrik Siemens Gamesa di Aalborg Denmark akan dijadikan area pembangkit listrik dari turbin angin lepas pantai sebagai alternatif masa depan energi Eropa.
Mengganti penggunaan sejumlah komoditas seperti minyak, gas dan batu bara ke sumber daya alam seperti angin dan matahari, akan membuat Eropa terlepas dari bahan bakar fosil. Namun, pada masa peralihan seperti saat ini, biaya menjadi membengkak.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bahwa Eropa harus mandiri dari bahan bakar fosil Rusia, karena mereka tidak dapat mengandalkan pemasok yang secara eksplisit mengancam wilayahnya.
Berbeda dengan wilayah Eropa, Jerman memilih untuk membangun pembangkit listrik tenaga batu bara yang akan digunakan sebagai fasilitas cadangan. Sehingga, dapat digunakan ketika diperlukan.
Pekan ini, akan digelar pertemuan para pemimpin di Uni Eropa guna membahas penyelesaian masalah dari krisis pasokan energi, di tengah kecemasan bahwa Eropa akan menghadapi pukulan ganda inflasi dan resesi.
Tidak hanya itu, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak dijadwalkan akan memberikan pernyataan musim seminya terhadap kenaikan biaya energi, bahan bakar, dan pangan.
Sebelumnya, Rishi Sunak menjanjikan untuk memperkuat ekonomi Inggris untuk dapat bertahan dan melawan ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin yang berencana untuk menyetop impor gas dan minyak ke Eropa dan Inggris.
Data inflasi Inggris periode Februari juga akan dirilis pada hari ini pukul 14:00 WIB. Namun, pasar memperkirakan inflasi Inggris akan kembali melonjak seiring melesatnya harga komoditas energi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Eropa Diprediksi Melambat, Tapi Euro Cs Masih Menguat