Awal Pekan, Rupiah Juara di Eropa!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Senin, 21/03/2022 14:25 WIB
Foto: Seorang karyawan menghitung uang kertas Rupiah di kantor penukaran mata uang di Jakarta, Indonesia 23 Oktober 2018. Gambar diambil 23 Oktober 2018. REUTERS / Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah berjaya terhadap euro, poundsterling dan dolar franc swiss pada perdagangan hari ini, Senin (21/3). Sentimen negatif masih menyelimuti wilayah Eropa dan Inggris karena harga komoditas dunia yang naik membuat angka inflasi tinggi.

Melansir Refinitiv, pukul 11:30 WIB, euro terkoreksi terhadap rupiah sebanyak 0,07% di Rp 15.832,79 dan poundsterling melemah terhadap rupiah 0,17% di Rp 18.861,40. Mata Uang Tanah Air menguat terhadap dolar franc swiss sebesar 0,19% ke Rp 15.359,90/CHF.

Sebagai informasi, rupiah sempat menguat tipis di awal pekan ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS), walaupun bergerak stagnan menjelang siang.


Pergerakan rupiah yang menguat di Eropa dan AS menjadi indikasi bahwa performa Mata Uang Garuda dapat stabil dari tekanan eksternal, di tengah tren kenaikan suku bunga acuan di bank sentral dunia karena inflasi yang melonjak karena mahalnya harga komoditas dunia.

Mengacu kepada Reuters, Wakil Presiden bank sentral Eropa (ECB) Luis de Guindos mengatakan bahwa ECB akan mengambil tindakan jika melihat angka inflasi masih tinggi.

Namun, De Guindos melihat bahwa sistem keuangan Eropa tidak terlalu berdampak signifikan terhadap perang Rusia-Ukraina karena tidak adanya hambatan likuiditas dan saham bergejolak tanpa perkembangan yang terlalu dramatis.

Terlihat pada performa saham pekan lalu, indeks Stoxx 600 berakhir menguat 0,9%, di mana saham sektor teknologi menjadi pemimpin penguatan tersebut. Penguatan indeks yang menjadi acuan tersebut, merupakan performa terbaik secara mingguan sejak November 2020.

Pekan ini, pada Rabu (23/3) pukul 2 pagi waktu Indonesia, akan dirilis angka inflasi Inggris untuk bulan Februari yang diprediksi akan naik ke 5,9% dari 5,5% di Januari.

Kemarin, Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengatakan bahwa akan membantu untuk menurunkan biaya hidup yang tinggi dengan rencana untuk memotong pajak di masa depan, tapi tidak ada komentar tentang kemungkinan pemotongan tarif bahan bakar.

Pemerintah Perancis dan Swedia akan mensubsidi biaya bahan bakar otomotif, sementara Jerman dan Italia sedang mempertimbangkan rencana serupa.

Selain itu, angka penyebaran Covid-19 di Inggris kembali melonjak, dengan perkiraan satu dari setiap 20 orang terinfeksi, jika mengacu kepada data dari Kantor Statistik Nasional.

Kasus rumah sakit juga meningkat, tetapi vaksin masih membantu menghentikan banyak kasus parah. Varian Omicron menjadi penyebab sebagian besar kasus.

Sumber: bbc news

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor