Harga CPO Dibuka Melesat 2,5%, ke Depan Masih Bisa Naik Gak?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
21 March 2022 10:20
FILE PHOTO: A worker unloads palm oil fruits from a lorry inside a palm oil factory in Salak Tinggi, outside Kuala Lumpur August 4, 2014.   REUTERS/Samsul Said/File Photo
Foto: Pekerja membongkar buah sawit dari sebuah truk di sebuah pabrik kelapa sawit di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur 4 Agustus 2014. REUTERS / Samsul Said / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melonjak pada sesi awal perdagangan pada hari ini, Senin (21/3/2022), setelah pekan lalu ambrol 16% secara mingguan. Bagaimana tren ke depan?

Mengacu pada data Refinitiv, pukul 09:45 WIB, harga CPO dibanderol di level MYR 5.770/ton atau melonjak 2,5%.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga CPO hari ini akan turun ke MYR 5.400/ton karena telah menembus titik support di MYR 5.757/ton. Pemantulan yang dipicu oleh titik support tersebut sangat lemah, sehingga berakhir di sekitar titik resistance terdekat di MYR 6.113/ton.

Pantulan yang lemah mengindikasikan sentimen bearish yang sangat kuat. Namun, titik target MYR 5.400/ton akan batal, jika harga CPO melampaui di atas MYR 5.757/ton.

CPO 21 MarSource: Reuters

Melansir Reuters, harga CPO turun lebih dari 5% pada Jumat (18/3) pekan lalu, dan menjadi koreksi terbesar sejak 1986. Dengan demikian, harga CPO telah anjlok sebanyak 16% pekan lalu.

Diler Kargo Surveyor Intertek Testing Services melaporkan bahwa produksi ekspor CPO Malaysia periode 1-20 Maret ambruk 8,4% ke 755.977 ton dari 825.193 ton. Produksi CPO di Malaysia sangat bergantung pada kedatangan pekerja asing yang dijadwalkan akan segera tiba di awal April.

Selama bertahun-tahun, industri telah menerapkan banyak pendekatan mekanisasi operasi untuk mengurangi ketergantungan mereka pada tenaga kerja. Namun, mekanisasi operasi masih belum terselesaikan, jika mengacu kepada The Straits Times.

Menurut Profesor Universitas UCSI Datuk Dr Ahmad Ibrahim bahwa robotika, drone, kecerdasan buatan, dan digitalisasi dapat menjadi opsi untuk meminimalisir krisis tenaga kerja. Krisis tenaga kerja akan terus terjadi jika penanganannya tidak dipertimbangkan secara serius.

Selain itu, Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia Datuk Zuraida Kamaruddin mengatakan bahwa pemerintah Malaysia berharap untuk mengumpulkan lebih banyak pajak dari sektor komoditas karena melonjaknya harga komoditas global dan pertumbuhan yang kuat membuat para pelaku industri meningkatkan keuntungan.

"Industri kelapa sawit diperkirakan akan menghasilkan penerimaan pajak sekitar MYR 2 miliar dari pajak ekspor tahun ini," tambahnya kepada Reuters.

Iran, Turki, India, dan China telah menyatakan minatnya untuk meningkatkan pembelian terhadap minyak kelapa sawit Malaysia.

Nantinya, biaya pajak yang dikumpulkan pemerintah Malaysia, akan digunakan untuk membantu para pelaku industri terutama petani kecil, serta membuka lebih banyak pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DMO CPO Jadi 30%, Antara Konsumsi VS Energi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular