BoJ Tak Ikut Tren Naikkan Suku Bunga, Kurs Yen Jeblok

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 March 2022 15:10
FILE PHOTO: A Japan Yen note is seen in this illustration photo taken June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Thomas White

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen Jepang saat ini berada di level terendah dalam lebih dari 4 tahun terakhir melawan rupiah. Salah satu penyebabnya, bank sentral Jepang (BoJ) yang tidak ikut tren menaikkan suku bunga.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 13:54 WIB, yen berada di kisaran Rp 120/JPY yang merupakan level terendah sejak Januari 2018.

Dalam dua hari terakhir, pergerakan yen sebenarnya lebih stabil setelah merosot dalam 8 hari beruntun.

Saat bank sentral utama dunia mulai menaikkan suku bunga, BoJ masih tetap mempertahankannya di level -0,1% dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini. Selain itu, stimulus moneter dengan mempertahankan yield obligasi tenor 10 tahun di dekat 0% juga tetap dipertahankan.

Dengan kata lain, tidak ada perubahan kebijakan yang diambil bank sentral pimpinan Haruhiko Kuroda ini. Bahkan, sinyal untuk mengetatkan kebijakan moneter di tahun ini juga tidak ada. Sebaliknya BoJ malah memperingatkan perang Rusia dan Ukraina menimbulkan ketidakpastian yang sangat tinggi.

"Perekonomian Jepang sedang membaik menjadi tren" tulis pernyataan BoJ yang dikutip Reuters.

Menurut Reuters, pernyataan tersebut terlihat kurang optimistis dibandingkan awal tahun ini ketika menyebut "perekonomian menunjukkan tanda-tanda peningkatan yang jelas".

"Dengan inflasi dan pertumbuhan upah yang tertinggal dari negara lainnya, BoJ tidak memiliki pilihan selain bersabar dan mempertahankan stimulus moneternya sampai masa jabatan Kuroda habis pada April 2023," kata Hiroshi Shiraishi, ekonom senior di BNP Paribas Securities sebagaimana dilansir Reuters.

Kemarin, Bank Indonesia (BI) juga menegaskan belum akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat yang membuat tren penurunan yen terhenti dan lebih stabil melawan rupiah.

Sesuai prediksi pasar, BI masih mempertahankan suku bunganya saat pengumuman kebijakan moneter kemarin.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam jumpa pers usai RDG, Kamis (17/3/2022).

Perry sekali lagi menegaskan suku bunga akan dipertahankan sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental.

"Saya tegaskan bahwa kebijakan moneter merespon kenaikan inflasi yang bersifat fundamental, yaitu inflasi inti. (Kebijakan moneter) tidak merespon secara langsung kenaikan volatile food maupun administered prices, tidak merespon first round impact, tetapi yang direspon adalah implikasinya," kata Perry.

Dengan sikap tersebut, artinya BI menutup peluang kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, mengingat inflasi inti di Indonesia sebesar 2,06%, berada di batas bawah target BI 3% plus minus 1%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masalah Suku Bunga, Bank Sentral Jepang Ketinggalan Jauh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular