Jelang BI Rate, Rupiah Ngegas Di Eropa dan di AS!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
17 March 2022 13:20
FILE PHOTO: U.S. dollar and Euro bank notes are photographed in Frankfurt, Germany, in this illustration picture taken May 7, 2017.   REUTERS/Kai Pfaffenbach/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah berjaya terhadap euro, poundsterling dan dolar franc swiss pada perdagangan Kamis (17/3), di mana Bank Indonesia (BI) dan bank sentral England (BOE) dijadwalkan akan merilis kebijakan moneternya hari ini. Sementara itu, data inflasi di wilayah Eropa akan dirilis hari ini.

Melansir Refinitiv, pukul 11:20 WIB, euro melemah terhadap rupiah sebanyak 0,11% di Rp 15.768,81 dan poundsterling terkoreksi terhadap rupiah 0,02% di Rp 18.806,50. Hal yang serupa terjadi, Mata Uang Tanah Air menguat terhadap dolar franc swiss sebesar 0,05% ke Rp 15.205,83/CHF.

Sebagai informasi, Mata Uang Garuda telah berhasil menguat selama tiga hari beruntun terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Fundamentalnya, perang Rusia dan Ukraina mengerek harga komoditas di wilayah Eropa dan Inggris melonjak, sehingga mendorong angka inflasi menjadi tinggi. Melansir BBC News UK, harga solar di Inggris naik rata-rata lebih dari 2 poin dalam sehari karena perang terus menjadi sentimen negatif untuk harga minyak.

Pada Selasa (15/3), bahan bakar diesel melonjak ke rekor £1,76/liter, padahal harga pada Senin (14/3) di £1,74/liter. Harga bensin meningkat ke £1,65/liter dari £1,64/liter.

Badan Energi International (IEA) memperkirakan bahwa sanksi ekonomi terhadap Rusia memungkinkan setidaknya tiga juta barel per hari minyak Rusia yang tertahan ke pasar global.

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memiliki kapasitas produksi cadangan yang cukup untuk mengimbangi kekurangan produksi. Saat ini, Rusia masih mengeskpor minyak untuk sementara karena kesepakatan dagang dibuat sebelum Moskow menyerang Ukraina. Namun, saat ini banyak negara-negara Barat yang sudah mencari alternatif pasokan.

BOE dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan moneternya hari ini, dan diprediksi akan ikut menaikkan suku bunga acuannya setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengetatkan kebijakan moneternya. Poling analis Reuters memprediksikan kenaikan oleh BOE sebesar 0,75% di level pra-pandemi.

Hari ini, data inflasi Eropa akan dirilis, dan diprediksikan bahwa inflasi berada di level 5,8% di Februari dari 5,1% di Januari. Hal tersebut dipicu oleh harga energi yang terus melonjak.

Sehingga, akan menekan bank sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga acuannya. Empat pejabat Monetary Policy Committee (MPC) memproyeksikan ECB akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin.

Sementara itu, BI juga akan merilis kebijakan moneternya hari ini pukul 14:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Dari 15 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut hanya satu yang memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bikin Gen Z Mau Beli Properti, Pengusaha Punya Strategi Ini

Next Article Joss! Rupiah Berjaya Dua Hari Beruntun di Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular