
Bukan Nuklir! Senjata Ini Bisa Runtuhkan Rusia, Bahkan Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya dunia meredam konflik Rusia dan Ukraina berujung pada diberikannya sanksi yang lebih mematikan dibanding serangan nuklir.
Sanksi yang dimaksud yaitu pemutusan hubungan Rusia dengan sistem integrasi keuangan dunia bernama Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT).
SWIFT adalah jaringan pengiriman pesan yang digunakan bank dan lembaga keuangan di dunia untuk mengirim dan menerima informasi transaksi dengan cepat dan aman. Sistem ini yang memungkinkan segala transaksi keuangan lewat bank bisa dilakukan secara aman dan cepat.
Sistem ini berjalan di balik sebagian besar transaksi pembayaran dan pengiriman dana internasional. Saat ini, ada lebih dari 11 ribu lembaga keuangan di dunia yang tergabung dalam SWIFT. Pada 2021 lalu, rata-rata lembaga keuangan yang tergabung di SWIFT mengirimkan 42 juta pesan per hari.
SWIFT bekerja dengan memberikan kode unik pada masing-masing lembaga keuangan anggotanya. Kode ini secara bergantian disebut sebagai kode pengenal bank, kode SWIFT, ID SWOFT, atau ISO 9362.
Sistem ini merupakan elemen penting yang harus dimiliki negara atau lembaga keuangan agar bisa menjalankan fungsinya dengan lancar. Mengutip Profesor Sistem Informasi dari IESE Business School Sandra Sieber, SWIFT ibarat internet bagi kehidupan manusia jaman ini.
"Memotong akses bank dari SWIFT ibarat memisahkan manusia dengan internet. Secara teori, aliran dana masih bisa dilakukan bank. Akan tetapi tanpa data pendukung (sumber uang, tujuan uang, dan alasan transaksi) bank tidak bisa beroperasi secara normal. Hal ini terlihat dari apa yang dialami Rusia sepekan ini," kata Sandra dikutip dari Forbes, Senin (7/3/2022).
SWIFT sudah diluncurkan sejak 1977 silam dan saat ini menjadi sistem utama yang memastikan terjaganya keamanan transaksi antarbank di dunia.
Meski sangat membantu lembaga keuangan, SWIFT bisa menjadi salah satu senjata paling efektif untuk mengganggu stabilitas keuangan. Hal ini seperti apa yang tengah dialami Rusia.
Kondisi keuangan Rusia mendapat tekanan sangat kuat. Pasalnya, negara-negara barat sepakat menendang bank Rusia dari SWIFT.
"Ini akan memastikan bahwa bank-bank ini terputus dari sistem keuangan internasional dan membahayakan kemampuan mereka untuk beroperasi secara global," tulis pernyataan bersama yang dirilis Pemerintah AS dilansir dari CNN.
Sebagai informasi, SWIFT tidak hanya memberikan pesan instruksi pembayaran atau pengiriman dana, tapi juga mengurus transaksi keamanan, transaksi treasury, transaksi perdagangan, dan transaksi sistem di seluruh dunia.
Akibat keputusan negara Barat, ini akan mengganggu perdagangan global, merugikan kepentingan barat, dan memukul transaksi keuangan Rusia. Skema sanksi ini seolah semacam senjata 'nuklir' keuangan dari dunia barat terhadap Rusia.
Dikeluarkannya Rusia dari jejaring SWIFT bakal mempersulit lembaga keuangan negara itu untuk mengirim uang ke dalam atau ke luar negeri.
"Saya pikir mereka akan berhenti berdagang dan kemudian nilai tukar akan diperbaiki pada tingkat buatan seperti di masa Soviet," ungkap mantan wakil ketua bank sentral Rusia, Sergei Aleksashenko beberapa waktu lalu.
Selain itu, keputusan perihal SWIFT untuk Rusia akan membebani perusahaan dan mitra bisnis asing negara itu, khususnya pembeli ekspor minyak dan gas alam mata uang dolar AS.
"Pemutusan tersebut akan menghentikan semua transaksi internasional, memicu volatilitas mata uang, dan menyebabkan arus keluar modal besar-besaran," ungkap rekan tamu di Institut Urusan Internasional Finlandia Maria Shagina dikutip dari CNN.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apa Itu SWIFT? 'Nuklir Keuangan' yang Bisa Acak-Acak Rusia!