Tak Hanya di AS, Rupiah Juga Kurang Bertenaga di Eropa

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
18 February 2022 13:05
FILE PHOTO: A two Euro coin is pictured next to an English ten Pound note in an illustration taken March 16, 2016.  REUTERS/Phil Noble/Illustration/File Photo/File Photo
Foto: Dua koin Euro digambarkan di sebelah not Pound Inggris sepuluh dalam ilustrasi yang diambil 16 Maret 2016. REUTERS / Phil Noble / Illustration / File Photo / File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah masih bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini, Jumat (18/2/2022) terhadap Euro dan poundsterling, di tengah tren inflasi di negara-negara maju sehingga menekan performa rupiah. 

Melansir data Refinitiv, pada pukul 11:35 WIB, euro terhadap rupiah menguat 0,18% ke Rp 16.290,89/EUR dan poundsterling terhadap rupiah terapresiasi 0,07% ke Rp 19.502,91/GBP. Mata Uang Garuda ini sudah melemah selama dua hari beruntun di Benua Biru.

Di zona Eropa, International Monetary Fund (IMF) mengatakan bahwa bank sentral Eropa (ECB) mengambil langkah tepat untuk mempertahankan kebijakan easy money karena inflasi akan turun setelah kenaikan sementara dari hambatan pasokan.

Hal tersebut membantu Presiden ECB Christine Lagarde yang sedang berjuang untuk meyakinkan investor bahwa ECB tidak akan menaikkan suku bunganya.

"Kami memperkirakan inflasi Inggris akan turun sedikit di bawah target ECB setelah pandemi mereda. ECB telah memutuskan dengan tepat untuk mempertahankan sikap yang akomodatif sampai target inflasi jangka menengahnya terpenuhi sambil menjaga fleksibilitasnya untuk menyesuaikan arah. Jika inflasi memang terbukti bertahan lebih lama dari yang diharapkan," tutur Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dikutip dari The SatlWire Network.

Diketahui, pertumbuhan harga konsumen di kawasan Eropa secara keseluruhan telah meningkat menjadi lebih dari 5%. Sementara Lituania mencatat inflasi dua digit hingga 12,2%, Italia inflasi 5,3%, Jerman inflasi 5,1% dan tertinggi dalam kurun 30 tahun, sedangkan Perancis inflasi 3,3%.

Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan inflasi menjadi ancaman serius apalagi negara Eropa merupakan wilayah yang terkenal dengan inflasinya rendah. Dia meyakini bahwa apa yang terjadi di negara maju, pastinya akan berimbas terhadap negara berkembang seperti Indonesia.

Sementara itu, pemerintah Inggris juga membuat kebijakan golden visa untuk para investor asing yang ingin berinvestasi lebih dari 2 juta poundsterling (US$ 3,7 juta) untuk dapat tinggal di Inggris.

Hal tersebut dilakukan untuk menghidupkan kembali ekonomi Inggris yang sempat terganggu oleh pandemi sehingga meningkatkan inflasi hingga 5,5% di Januari yang menjadi yang tertinggi sejak Maret 1992.

Tren inflasi dunia yang terjadi di wilayah Eropa dan Amerika Serikat (AS) nyatanya menjadi sentimen negatif untuk Indonesia sehingga ikut menekan performa rupiah pada pekan ini.

Tidak hanya itu, di sektor kesehatan, Indonesia masih diteror oleh penyebaran Covid-19. Walaupun, hari ini jumlah kasus aktif di Jakarta turun sebanyak 8.185 kasus, tapi Indonesia masih menduduki urutan ke-17 sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Eropa Diprediksi Melambat, Tapi Euro Cs Masih Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular