Wow! Potensi Cuan GoTo di Bank Jago Nyaris Rp 50 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah tren peningkatan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), sejumlah investor mengantongi cuan meskipun hanya di atas kertas. Salah satunya adalah GoTo yang merasakan cuan lebih dari 15 kali lipat dalam investasi kurang dari dua tahun.
Pada perdagangan akhir pekan lalu (4/2), saham Jago ditutup di level Rp16.700, menguat 0,6%. Nilai transaksi tembus Rp 353 miliar, dengan aksi beli bersih investor asing (net buy) sebanyak Rp 20 miliar. Jika dihitung selama sepekan, saham ini meningkat 5,03%.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham emiten Bank Digital berbasis ekosistem ini pernah mencatat rekor harga tertinggi di intraday pada Kamis (20/1/2022), yakni Rp 19.500. Pada hari yang sama, ARTO mencatat all time high (ATH) pada penutupan perdagangan di harga Rp 19.000.
Laju saham Bank Jago berdampak positif terhadap kinerja GoTo, startup terbesar di Indonesia. GoTo melalui PT Dompet Anak Bangsa alias GoPay, merupakan pemegang saham terbesar kedua di Bank Jago. GoTo menggenggam 2,96 miliar saham ARTO atau setara dengan 21,4%.
Dengan demikian, total investasi GoTo di ARTO, melalui akuisisi dan rights issue, diperkirakan mencapai Rp 3,37 triliun. Jika mengacu ke harga saham Jago pada penutupan perdagangan Jumat lalu, Rp 16.700 per lembar, nilai saham GoTo mencapai Rp 49,5 triliun. Nilai investasi bahkan sempat menembus Rp 56,35 triliun saat saham Bank Jago cetak ATH di level Rp 19.000.
Lalu berapa nilai investasi GoTo di ARTO?
Pada akhir 2020, GoTo melalui GoPay mengakuisisi 22,16% saham Bank Jago senilai Rp 2,25 triliun. Setelah itu, GoTo mengikuti rights issue Bank Jago pada April 2021. GoTo menyerap 560 juta saham di harga pelaksanaan Rp 2.350 atau setara Rp 1,32 triliun.
Dengan nilai saham di ARTO mencapai Rp 49,5 triliun, GoTo mengantongi untung di atas kertas senilai Rp46 triliun atau 15 kali lipat. Suatu potensi cuan yang luar biasa dalam jangka waktu investasi kurang dari 2 tahun.
Dan GoTo tidak hanya menikmati kenaikan valuasi Bank Jago. Integrasi aplikasi bank dengan digital platform ini menempatkan GoTo sebagai super app dengan ekosistem paling sempurna. Solusi finansial yang ditawarkan Bank Jago menjadi nilai tambah bagi para pengguna Gojek, Tokopedia dan Gopay.
Head of Investment PT Avrist Asset Management Tb. Farash Farich mengatakan, keuntungan GoTo terjadi karena keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan yang tepat, yakni bank digital. Bank bisa menjadi infrastruktur untuk hampir semua bisnis, karena menyangkut sistem pembayaran dan pendanaan. Konektivitas GoTo dan Jago pada akhirnya membuat ekosistem menjadi lebih sempurna.
"Sangat relevan dengan bisnis lain di GoTo. Ini menjadi pembeda," kata Farash.
Imbas investasi di Bank Jago
Meski nantinya kenaikan harga saham Bank Jago (ARTO) tidak tercermin secara langsung pada keuntungan GoTo, Farash menilai kemungkinan valuasi GoTo akan didukung oleh valuasi ARTO. Selain itu perusahaan pun masih memiliki potensi untuk bertumbuh dan mencetak profit, terutama jika dilihat dari ekosistem bisnisnya.
Bisnis inti GoTo saat ini ditopang tiga pilar utama; yakni on demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia) dan finansial (Gopay). Ketiga pilar ini saling terkait dan menjadi lebih optimal karena terhubung dengan aplikasi Jago.
"Yang bisa dilihat adalah potensi pertumbuhan, sehingga menjadi profit pada masa bisnis sudah normal dan lebih mature," tambah Farash.
Catatan tambahan, GoTo merupakan perusahaan merger antara Gojek dan Tokopedia yang dikabarkan menggelar IPO pada kuartal kedua tahun ini. Aksi korporasi ini digadang-gadang bakal menjadi IPO paling fenomenal di Indonesia.
(rah/rah)