Amazon & Snapchat Rilis Kinerja, Kontrak Berjangka AS Mixed

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
04 February 2022 19:23
FILE - In this Oct. 14, 2020 file photo, the American Flag hangs outside the New York Stock Exchange in New York.Stocks were posting strong gains in early trading Thursday, May 13, 2021, following three days of losses and the biggest one-day drop in the S&P 500 since February.  (AP Photo/Frank Franklin II, File)
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Jakarta, CNBC Indonesia -Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak mixed pada perdagangan Jumat (4/2/2022), karena investor masih mengevaluasi rilis laporan keuangan setelah indeks Nasdaq mengalami hari terburuk sejak tahun lalu.

Kontrak futures indeks Dow Jones turun 50 poin atau 0,14%. Kontrak serupa indeks S&P 500 naik 0,25% dan Nasdaq menguat sebanyak 0,8%.

Beberapa saham emiten teknologi melonjak di beberapa jam setelah penutupan perdagangan kemarin setelah merilis kinerja keuangan yang bagus. Saham Amazon melesat lebih dari 14%, Pinterest naik lebih dari 20% dan Snap meroket sebanyak 59% setelah merilis kinerja keuangan.

Kenaikan tersebut terjadi setelah Meta (perusahaan induk Facebook) merilis neraca keuangan yang mengecewakan dan membuat saham emiten teknologi lainnya turun dan membebani pasar ekuitas kemarin.

Setelah rilis neraca keuangan Facebook, investor menyerah dan menjual sahamnya di sektor tersebut. Menurut Partner LightShed Ventures Rich Greenfield, aksi jual tersebut adalah tindakan yang kurang tepat dan investor mulai melihat kinerja perusahaan secara individual untuk menggambarkan seluruh sektornya.

Kemarin, saham emiten teknologi indeks Nasdaq anjlok 3,7% dan menjadi performa yang terburuk harian sejak September 2020. Indeks S&P 500 mengalami hari yang terpuruk sejak tahun lalu yang merosot 2,4% sedangkan Dow Jones drop 518,17 poin.

"Penurunan yang tajam di saham Facebook memicu indeks S&P 500 jatuh dan menjadi peringatan keras bahwa potensi kerentanan indeks S&P 500 bergantung kepada kinerja emiten teknologi dengan kapitalisasi pasar besar," tutur Direktur Goldman Sachs Chris Hussey dikutip dari CNBC International.

Sementara itu, harga minyak AS naik US$ 90/barrel untuk pertama kalinya sejak 2014, membuat kecemasan inflasi naik. Investor masih akan mengamati data ekonomi dari Departemen Tenaga Kerja dengan klaim angka pengangguran di AS sebanyak 238,000 pekan lalu, yang di bawah dari angka ekspektasi.

Fokus berita dari data pekerjaan baru di AS yang akan dirilis pada hari Jumat pagi waktu setempat. Poling analis Dow Jones memproyeksikan adanya kenaikan pada pekerjaan baru sebanyak 150,000 pekerjaan, tetapi sebanyak 400,000 orang kehilangan pekerjaan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Melemah di Tengah Antisipasi Kinerja Bank AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular