China Libur Imlek, Harga Nikel Terjungkal

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
03 February 2022 15:45
FILE PHOTO: A worker holds iron ore at the Krakatau Bandar Samudra port, a subsidiary of PT Krakatau Steel Tbk in Cilegon, Indonesia's Banten province February 21, 2013. REUTERS/Beawiharta/File Photo
Foto: Bijih Besi (REUTERS/Beawiharta)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia melemah pada perdagangan siang hari ini karena pasar konsumen logam utama, China, tutup.

Pada Kamis (3/2/2022) pukul 13:40 WIB harga nikel tercatat US$ 22.735/ton, turun 0,57% dibandingkan harga penutupan harga kemarin.

Pasar konsumen logam utama China tutup untuk liburan selama seminggu turut membuat permintaan nikel turun. Saat permintaan turun, harga akan turut melemah.

China adalah konsumen terbesar nikel di dunia sebesar 1,31 juta ton pada 2020, mengacu data Statista. Sehingga aktivitas ekonomi China memiliki pengaruh terhadap laju harga logam.

Harga nikel didukung oleh kekhawatiran investor terhadap persediaan tembaga yang rendah. Persediaan terus turun sejak 2021 membuat pasokan menjadi langka di pasar. Sesuai dengan teorinya, saat barang langka, maka barang tersebut akan semakin langka.

Sementara itu ketegangan geopolitik yang berkecamuk di Rusia membuat investor ketar-ketir terhadap pasokan global yang sudah langka. Uni Eropa dan Amerika Serikat akan mengancam menjatuhkan sanksi kepada Rusia jika nekat menyerang Ukraina.

Sanksi ini yang menurut Alastair Munro, seorang pialang di Marex, yang akan memperburuk pasokan nikel di pasar. Asal tahu saja, Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 280.000 ton pada tahun 2020, mengacu data Statista.

Pada 2 Februari 2022 persediaan tembaga di gudang yang dipantau bursa logam London (LME) tercatat 88.608 ton. Jumlah ini turun 66,5% dari persediaan tertinggi bulan April 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! Nikel di Pasar London dan China Kompak Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular