Powell Effect ke Mana-mana, Harga Nikel Merana

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
27 January 2022 15:40
A worker poses with a handful of nickel ore at the nickel mining factory of PT Vale Tbk, near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia merosot karena isyarat The Fed yang akan segera menaikkan suku bunga pada Maret mendatang.

Pada Kamis (27/1/2021) pukul 13:08 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 22.445/ton, turun 1,1% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) memberikan sinyal jelas akan menaikkan suku bunga Maret. Hal ini bakal dilakukan pertama kalinya pasca memangkasnya hingga nol akibat pandemi Covid-19.

Langkah The Fed tersebut akan mengakhiri era "easy money". The Fed menaikkan suku bunga guna memerangi inflasi AS yang merajalela meski diyakini harga akan mulai turun tahun ini.

"Saya akan mengatakan bahwa komite berkeinginan untuk menaikkan suku bunga dana federal pada pertemuan Maret, dengan asumsi bahwa kondisinya sesuai untuk melakukannya," kata Ketua The Fed, Jerome Powell kepada wartawan seusai rapat FOMC, Rabu (26/1/2022) waktu setempat

Kenaikan suku bunga AS dapat memangkas likuiditas di pasar keuangan dan mengurangi prospek pemulihan ekonomi.

Sementara mata uang dolar AS yang lebih kuat membuat logam yang dibanderol dengan greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Pelemahan harga aset berisiko yang lebih luas terkait dengan taruhan kenaikan suku bunga Fed membebani logam dasar," kata Tom Mulqueen, seorang analis di Amalgamated Metal Trading. "Logam, terutama nikel, telah mengalami beberapa minggu yang kuat dan sedang berkonsolidasi."

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Joss! Nikel di Pasar London dan China Kompak Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular