Kenaikan Harga Komoditas Untungkan Pabrikan Truk, Kok Bisa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
26 January 2022 19:00
Trucks load raw nickel near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Meningkatnya harga komoditas bukan hanya berkah bagi pengusaha di komoditas tersebut, namun juga hingga perusahaan kendaraan truk. Geliat ekonomi di kelapa sawit (CPO) hingga nikel untuk kebutuhan dalam negeri hingga ekspor ikut menggerakkan permintaan terhadap truk.

Executive Vice President of Sales and Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors Duljatmono mengungkapkan bahwa kenaikan tren komoditas di 2022 juga bakal berdampak positif pada sektor otomotif, khususnya di kendaraan niaga. Karenanya KTB menargetkan market share sebesar 48% di tahun ini pada kendaraan niaga. Naik dari tahun lalu yang sekitar 46,7%.

"Yang jadi pendukung dari komoditi, CPO jadi bagian yang memberi kontribusi kuat, harga sangat stabil, nikel juga di konteks perkebunan dan kontribusi mining. Pendukung utama demand di 2021 yang kembali stabil bahkan meningkat itu dari logistik, itu terus kita pantau, hal positif yang mempengaruhi tren, berlanjut di 2022 secara positif," katanya dalam National Media Gathering KTB 2022, Rabu (26/1/22).

Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). Badan Pusat Statistik BPS  mengumumkan neraca Perdagangan (Ekspor-impor) Pada bulan Februari, nilai ekspor mencapai US$ 12,53 miliar, atau turun 11,33% dari tahun sebelumnya (YoY). Nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Februari 2019 hanya mencapai US$ 2,94 miliar, yang artinya turun 15,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). Badan Pusat Statistik BPS mengumumkan neraca Perdagangan (Ekspor-impor) Pada bulan Februari, nilai ekspor mencapai US$ 12,53 miliar, atau turun 11,33% dari tahun sebelumnya (YoY). Nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Februari 2019 hanya mencapai US$ 2,94 miliar, yang artinya turun 15,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kenaikan harga komoditas memang naik gila-gilaan belakangan ini. Sebagai contoh, harga komoditas nikel menguat dan mengukir rekor harga harga sejak satu dekade silam. Laju harga nikel cukup agresif di awal tahun ini, logam green energy tersebut sudah naik 16,3%. Harga nikel dunia tercatat sempat menyentuh US$24.135,5/ton pada Kamis (20/1/2021) pukul 14.55 WIB.

Kemudian tercatat pada 14 Januari 2022, harga CPO menyentuh MYR5.334 per ton, yang menjadi harga tertinggi sejak 1980. Namun, hal itu juga bisa berdampak pada bahan baku

"Raw material prices, tren ini secara global meningkat. Kelangkaan suplai part yang kita harus monitor terus karena ini bisa jadi faktor negatif yang memengaruhi prediksi di 2022," kata Duljatmono.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gugatan UE Soal Nikel Hingga Larangan Impor Hasil Deforestasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular