Invetsor Was-was Perang Rusia-Ukraina, Perak Makin Laku!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
21 January 2022 09:20
Petugas menunjukkan cincin perak di pasar mas Cikini, Senin, 22/11. Harga perak dunia turun pada perdagangan ini di tengah kebimbangan antara potensi inflasi yang lebih tinggi dan sikap The Fed yang menahan suku bunga. Harga perak di pasar spot tercatat US$ 15,0200/troy ons, turun 0,12% . Pantauan CNBC Indonesia di lokasi. Harga perak terpantau stabil Di toko Bukit Mas, harga perak dijual per-ring seharga Rp700 ribu. Di Toko Yossi berlian perak dijual per gram seharga Rp200 ribu.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Perhiasan Perak (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perak menyentuh tertinggi sejak dua bulan pagi ini. Kekhawatiran inflasi dan ketegangan Rusia dan Ukraina membuat aset safe haven mengkilat.

Pada Jumat (21/1/2022) pukul 08.07 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 24,44/ons, naik tipis 0,04% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures mengatakan pendorong reli logam mulia minggu ini adalah inflasi. Ini membuat daya tarik logam mulia seperti emas dan perak meningkat.

"Pasar sepertinya ingin terus bergerak lebih tinggi, dan ini adalah putaran yang terpenuhi dengan sendirinya dengan lebih banyak data yang keluar dan menunjukkan bahwa inflasi tidak sementara."

Asal tahu saja, ekonomi Amerika Serikat (AS) mencapai level terpanas sejak 1982 setelah inflasi mencapai 7% pada Desember 2021.

Emas dan perak dicap sebagai aset lindung nilai karena nilainya yang stabil walaupun harga barang meningkat. Selain lindung nilai terhadap inflasi, keduanya juga dipilih saat ada ketidakstabilan ekonomi hingga ketegangan geopolitik.

Meningkatnya ketidakstabilan geopolitik, terutama ketegangan Rusia-Ukraina juga mendukung laju aset safe haven, kata analis senior ActivTrades Ricardo Evangelista.

Rusia telah mengerahkan pasukan di perbatasan dengan Ukraina. Negara-negara Barat khawatir Moskow merencanakan serangan baru. 

Namun, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed lebih cepat bikin was-was investor perak. Investor pun cenderung menahan diri sambil memantau pertemuan Federal Reserve (The Fed) yang diagendakan pada 25-26 Januari mendatang untuk mendapatkan sinyal mengenai jadwal kenaikan suku bunga.

Suku bunga adalah salah satu 'musuh' utama perak, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Saat permintaan menurun, harga pun akan mengikuti.


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengangguran AS Bagus tapi Perak Loyo, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular