
Sebelum Kumpeni Masuk, Indonesia Sudah Jual Bahan Mentah

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa hari lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia telah melakukan ekspor bahan mentah sejak zaman VOC. Maksud Kepala Negara tentu Vereenigde Oostindische Compagnie, sebuah maskapai dagang Hindia Timur milik Belanda yang eksis di Indonesia pada 1602-1799. Perusahaan yang seperti negara dan yang terbesar dalam sejarah Nusantara ini dikenal sebagai pedagang rempah-rempah.
Sejatinya, sebelum VOC menguasai nusantara, kerajaan-kerajaan di nusantara pun sudah lama berhubungan dengan luar negeri. Kerajaan Sriwijaya, yang pernah kuat di Indonesia bagian barat dan sekitar Malaysia, salah satu pengekspor bahan mentah pula.
"Ekspor Sriwijaya mencakup emas, perak, porselin, sutera, beras, dan gula. Komoditas eksportir sebut sebagian berasal dari beberapa daerah di Nusantara sendiri," tulis Shaleh Putuhena dalam Historiografi Haji Indonesia (2007:75). Ekspor itu dianggap dimulai sejak abad VII.
Artinya jauh sebelum VOC berkuasa di nusantara. Uka Tjandrasasmita dalam Arkeologi Islam Nusantara (2009:52) menyebut sekitar era Majapahit dari Nusantara ada ekspor beras sampai ke Tiongkok. Selain beras dan rempah-rempah, barang hasil tambang sejak lama menjadi komoditas ekspor pula.
Kerajaan Demak, disebut dalam buku Sejarah Nasional Indonesia III (1993:35), sebelum 1511 sudah berdagang dengan Malaka, sekitar Singapura sekarang. Setelah terganggu oleh kedatangan Portugis pada 1511, maka pada 1513, Demak di bawah Pati Unus melakukan serangan ke Malaka. Malaka dianggap bergantung kepada Jawa, baik untuk persediaan pangan maupun rempah-rempah.
Beras sejak lama sudah ditanam di Pulau Jawa dan Beras Jawa di masa lalu sangat terkenal di luar Jawa. Pedagang Jawa, sebelum adanya VOC, juga mendatangkan rempah-rempah dari Maluku untuk diperdagangkan ke Malaka. Setelah VOC datang, Orang Jawa pedalaman dan di bawah kerajaan Mataram Islam adalah orang Jawa tak dikenal sebagai pedagang, melainkan petani. Tak heran jika ada masa orang Jawa tak maju dalam perdagangan, bahkan di Pulau Jawa sendiri.
Ada negara kuno di Nusantara yang melakukan ekspor bukan sebuah hal aneh. Di zaman sebelum adanya VOC adalah masa orang Indonesia sudah mengenal pelayaran dan Candi Borobudur setidaknya ikut merekam adanya kegiatan pelayaran.
Pelayaran di masa lalu tentu menunjang perdagangan. Perdagangan di nusantara tak hanya melibatkan pada pedagang pribumi atau pedagang asing, tapi juga melibatkan raja penguasa setempat. Raja yang maju dalam perdagangan adalah penguasa kerajaan yang maju pula.
Sebelum VOC datang dan berkuasa, kerajaan-kerajaan di nusantara tak bisa lagi berdagang leluasa dengan pedagang asing, karena semua perdagangan di bawah dimonopoli oleh kumpeni. Terlepas dari pernyataan presiden itu, tersimpan suatu maksud yang baik bagi Bangsa Indonesia.
"Kita tidak ingin sejak VOC kita selalu mengirim bahan-bahan mentah, mengirim raw material ke luar negeri. Untuk menghasilkan nilai tambah dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya, sejak 2020 telah kita setop ekspor nikel bahan mentah," kata Jokowi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pmt/pmt)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Harta Karun' yang Bikin Jokowi Raih Prestasi Ekspor Terbaik