BEI Sebut Bursa RI Bakal Ramai IPO Unicorn di 2022

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 January 2022 09:35
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, penawaran umum perusahaan teknologi unicorn di pasar modal Tanah Air diperkirakan masih akan terus berlanjut pada tahun ini.

Hal ini, menurut Nyoman, berkaca pada keberhasilan melantainya dua perusahaan di sektor teknologi, yakni PT Bukalapak.com Tbk yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2021 yang menorehkan sejarah sebagai unicorn pertama di pasar modal Indonesia dan di bursa kawasan ASEAN dengan total dana IPO yang juga terbesar dalam dua dasawarsa terakhir yaitu sebesar US$ 1,3 miliar atau Rp 21,9 triliun.

Selain Bukalapak, BEI juga kedatangan PT Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) pada November 2021 yang berhasil mengimpun dana IPO sebesar Rp 18,78 triliun yang juga sebagai IPO anak perusahaan BUMN terbesar yang merupakan perusahaan teknologi.

Nyoman menilai, saat ini, ramai bermunculan unicorn baru di Indonesia sehingga membuat Indonesia sebagai pencetak perusahaan dengan status unicorn terbesar di ASEAN. BEI juga telah menyiapkan terobosan baru dari pasar modal Indonesia seperti penerapan Saham dengan Hak Suara Multipel (SHSM) untuk IPO dan adanya perubahaan peraturan Bursa No I-A yang memberikan pintu yang lebih luas bagi perusahaan dari berbagai sektor untuk tercatat di papan utama atau papan pengembangan,

"Kami optimis inisiatif ini dapat disambut dengan baik khususnya oleh perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia yang sedang berkembang pesat," kata Nyoman, kepada awak media.

Hanya saja, terkait dengan nama calon perusahaan tercatat, Bursa belum dapat menyampaikan informasinya secara detil sampai dengan adanya ijin publikasi dari OJK sebagaimana yang diatur dalam POJK Nomor X.A.2.

Secara terpisah, CEO Kanaka Hita Solvera, Wijen Ponthus mengungkapkan, tren IPO unicorn pada tahun ini akan ditentukan oleh rencana melantainya GoTo.

Sebab, bila IPO GoTo berhasil, perusahaan unicorn lainnya berpotensi mengikuti jejak perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia itu untuk menjadi perusahaan publik.

"Tren IPO unicorn akan tergantung dari IPO GoTo. Bila sukses, ini akan menjadi patokan," kata Wijen Ponthus, Rabu (12/1/2022).

Dia juga menilai, investor yang akan menyerap saham GoTo diperkirakan akan lebih banyak dari kalangan institusi. Sebab, investor ritel akan lebih hati-hati berinvestasi di perusahaan rintisan belajar dari pengalaman IPO Bukalapak yang harga sahamnya mengalami penurunan setelah melangsungkan penawaran umum perdana saham.

"Animonya diperkirakan tidak akan se-hype IPO Bukalapak. Investor ritel masih trauma dengan saham BUKA. Kebanyakan investor institusi yang akan masuk," imbuhnya.

Berdasarkan data BEI, harga saham dalam tiga bulan terakhir melemah 46,75% ke level Rp 418 per saham. Hal ini menyebabkan nilai kapitalisasi pasarnya tergerus menjadi Rp 43,08 triliun.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular