Investor Tarik Untung, Tembaga Lengser ke Bawah US$10.000/Ton
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia kembali menyentuh level US$ 10.000/ton kemarin sejak Oktober 2021. Namun, aksi ambil untung investor hari ini membuat harga terkoreksi.
Pada Kamis (13/1/2021) pukul 12:50 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.929/ton, anjlok 1,34% dibandingkan harga penutupan kemarin.
Tingginya harga tembaga didorong oleh persediaan yang menipis dan pernyataan Powell yang mendorong dolar jatuh ke level terendah sejak November.
Persediaan tembaga di gudang bursa logam London (LME) pada 12 Januari 2021 tercatat 83.850 ton. Jumlah ini turun sudah turun 67,1% dibandingkan persediaan tertinggi dalam setahun pada bulan Agustus 2021..
Sementara itu, indeks dolar AS longsor ke posisi terendah sejak dua bulan lalu. Siang ini, dolar berada di level US$ 94,98. Dolar yang melemah membuat tembaga yang diperdagangkan dengan greenback jadi lebih murah ketimbang mata uang lainnya.
Dolar yang longsor merespon testimoni ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell di hadapan Senat, yang kalem atau tidak lebihhawkishdari rilis notula rapat kebijakan moneter pekan lalu.
Powell mengatakan perekonomian AS kini sudah kuat menahan kenaikan suku bunga maupun lonjakan kasus penyakit akibat virus corona (COVID-19) varian Omicron.
"Inflasi saat ini jauh lebih tinggi dari target. Perekonomian tidak lagi memerlukan kebijakan moneter akomodatif yang kami terapkan saat ini," kata Powell dalam testimoninya, sebagaimana dilansirReuters, Selasa (11/1).
Pasar sebelumnya memperkirakan Powell bisa lebih hawkish dari notula rapat kebijakan moneter yang dirilis pekan lalu. Dalam notula tersebut terungkap beberapa pejabat The Fed melihat nilai neraca (balance sheet) bisa segera dikurangi setelah suku bunga dinaikkan.
Pernyataan Powell memberi napas lebih panjang bagi logam karena kebijakan moneter yang ketat masih harus menempuh jalan panjang. Kebijakan yang ketat menjadi musuh bagi komoditas karena bisa mengurangi likuiditas pasar yang menjadi sumber pendorong permintaan logam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)