Cuan 6% Sepekan, Investor Karet Mulai Tarik Untung

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
11 January 2022 11:50
Koko Muzala, 17, extracts rubber from a tree at a Rubber plantation in Nsuaem, Ghana November 24, 2018. Picture taken November 24, 2018. REUTERS/Zohra Bensemra
Foto: Ilustrasi perkebunan karet di Nsuaem, Ghana. REUTERS / Zohra Bensemra

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia melemah pagi ini dibayangi aksi ambil untung investor setelah menguat 6,5% dalam sepekan.

Pada Selasa (11/1/2021) harga karet berjangka Jepang tercatat US$ 240,6/kg, turun 0,21% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Kenaikan harga karet selama sepekan karena kekhawatiran kemacetan logistik dari Asia Tenggara membatasi ketersediaan pasokan jangka pendek. Selain itu juga penyebaran pandemi dapat menyebabkan kekurangan tenaga kerja di perkebunan karet.

"Kami mendengar masih ada kemacetan transportasi dari Asia Tenggara ke negara-negara konsumen seperti Jepang dan China, yang mendorong pembelian," kata diler bursa berjangka yang berbasis di Tokyo.

"Kebangkitan kembali kasus COVID-19 di seluruh dunia juga menimbulkan kekhawatiran bahwa akan ada lebih banyak pembatasan pergerakan orang, menyebabkan kekurangan tenaga kerja di perkebunan karet di Asia Tenggara," tambahnya.

Thailand, produsen karet terbesar di dunia, akan memberlakukan pembatasan baru setelah lonjakan kasus virus corona baru terkait dengan varian Omicron, kata pemerintah setempat. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap pasokan karet dunia.

Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,12% pada yen yang berada di JPY 115,34 per dolar. Pelemahan yen membuat aset berdenominasi yen lebih terjangkau saat dibeli dalam mata uang lain. Hal ini juga menopang laju harga karet dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penjualan Mobil China Turun Nyaris 20%, Harga Karet Kendur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular