
Ada Larangan Ekspor, Kontraktor Batu Bara Malah Diramal Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia melarang ekspor batu bara selama bulan Januari, tujuannya demi menjaga pasokan domestik untuk pembangkit listrik.
Pasokan batu bara milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) diketahui turun ke bawah level yang direkomendasikan. Saat ini PLN diketahui memerlukan tambahan 6,1 juta ton batu bara untuk memenuhi kebutuhan 20 juta ton pada 21 Januari 2022.
Analis Trimegah Sekuritas Hasbie, dalam risetnya meyakini asosiasi produsen batu bara akan melakukan segala kemungkinan untuk menyelesaikan masalah pasokan. Ini dilakukan agar izin ekspor bisa dikeluarkan secepatnya.
Disebutkan, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan mengirim 500 ribu ton batu bara untuk membantu PLN.
Hasbie percaya pemerintah masih membutuhkan pendapatan yang signifikan dari sektor batu bara. Oleh karena itu, larangan ekspor dinilai tidak koheren. Dia menyarankan pemerintah untuk lebih tegas dan ketat dalam merealisasikan aturan domestic market obligation (DMO) kepada para penambang.
Jika aturan larangan ekspor tetap dilakukan, Hasbie menilai PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan jadi emiten yang terdampak paling besar. Ini karena kontribusi ekspor batu bara mencapai lebih dari 75% dari total pendapatan. Sementara mayoritas pembeli domestik ITMG adalah pabrik peleburan bukan pembangkit listrik.
Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjadi emiten yang paling sedikit terdampak. Eksposur ekspor emiten ini sebesar 45%, lebih sedikit dari penjualan domestik. Hubungan baik dengan PLN disebut Hasbie juga jadi faktor PTBA lebih aman walau ada larangan ekspor.
Hasbie melihat peluang di emiten kontraktor batu bara untuk meningkatkan kinerja keuangan di 2022. Para kontraktor akan menghasilkan cuan lebih dari peningkatan volume dan harga jual batu bara yang tinggi.
Akhir tahun lalu, pemerintah menyampaikan akan menaikkan target produksi batu bara pada 2022 menjadi di kisaran 637 juta sampai 664 juta ton. Target produksi ini naik dari 2021 yang sebesar 625 juta ton.
Dengan adanya sinyal dukungan dari pemerintah untuk menaikkan produksi batu bara pada tahun 2022 ini, maka tak ayal sejumlah 'raksasa' tambang batu bara RI juga berencana menaikkan produksi batu bara pada 2022.
Untuk kontraktor batu bara, UNTR dan DOID jadi pilihan dengan potensi kenaikan 36,7% dan 95,5%. Sedangkan emiten tambang batu bara rekomendasi netral akibat adanya larangan ekspor.
(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai 'Dikeroyok' Asing, 5 Saham Batu Bara Ini Bonyok!
