2021 in Review

2021 Harga Komoditas Terbang, Tahun Depan Lanjut?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
27 December 2021 16:49
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Harga batu bara dunia diperkirakan akan menguat hingga awal tahun 2022 berdasarkan laporan Bank ANZ. "Pasokan global terbatas dan permintaan solid dari Asia akan mendorong harga batu bara pada tahun 2022. Saat dunia pulih dari resesi, permintaan diperkirakan akan menguat, terutama di negara-negara di mana batu bara masih menjadi sumber energi yang signifikan," kata laporan tersebut.

Permintaan batu bara juga diperkirakan melonjak tahun depan. IEA memperkirakan permintaan batu bara akan melampaui rekor tahun 2013 pada tahun 2022 di level 8 juta ton per tahun.

Optimisme juga membayangi harga minyak dunia. Para analis optimis tahun 2022 permintaan minyak global melampaui tingkat pra-COVID. Badan Energi Internasional (IEA) dan OPEC memperkirakan permintaan minyak akan mencapai 100 juta barel per hari pada musim panas 2022.

Munculnya Omicron di penghujung tahun 2021 dianggap sebagai beban jangka pendek dan tetap tidak bisa menghentikan laju harga minyak. Pemulihan ekonomi global tetap jadi pendorong utama harga minyak pada tahun depan.

Damien Courvalin, kepala penelitian energi di Goldman Sachs melihat 2022/2023 tetap menjadi harga minyak tetap bullish didukung oleh ekonomi global menjadi lebih tahan terhadap krisis. Goldman Sachs memperkirakan minyak mentah Brent akan bertahan di sekitar US$85/barel pada 2022 dan 2023. Tapi ada kemungkinan akan menyentuh US$100/barel.

Saat ini (27/12/2021) harga minyak mentah jenis brent tercatat US$ 75,97/barel. Sedangkan minyak jenis WTI tercatat US$ 72,97/barel.

Sementara itu, permintaan yang tetap tangguh mengingat konsumsi yang lebih tinggi secara global tetap menopang harga CPO. Permintaan akan tumbuh dari permintaan minyak nabati yang tumbuh dan biofuel.

Persediaan minyak sawit diperkirakan sedikit meningkat dan akhirnya kembali ke tingkat pra-pandemi sekitar dua juta ton hingga tiga juta ton pada tahun 2022, menurut riset MIDF Research. Walaupun ada peningkatan produksi, analis memperkirakan rata-rata harga CPO akan tetap bertahan di level RM 3.000/ton tahun depan.

MIDF memperkiraan harga rata-rata CPO 2022 pada RM 3.300/ton. Sedangkan pandangan lebih optimis datang dari CGS-CIMB Research memperkirakan rata-rata harga CPO tahun 2022 sebesar RM 3.600/ton. 

Saat ini (24/12/2021) harga CPO dunia di bursa Malaysia tercatat US$ 4.625/ton.

Halaman Selanjutnya --> Tahun Kerbau Logam Usai, Harga Logam Ikut Layu

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular