China Bakal Lockdown Gegara Omicron? Harga Karet Melorot

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 20/12/2021 15:59 WIB
Foto: REUTERS/Kham

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet jatuh nyaris 3% siang ini. Varian Omicron semakin gawat dan membuat beberapa negara melakukan kebijakan penguncian (lockdown).

Pada Senin (20/12/2021) pukul 14.31 WIB harga karet berjangka Jepang tercatat JPY 226,7/kg, turun 2,95% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.


Foto: Refinitiv
Karet

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan Omicron sudah menginfeksi 89 negara. Gawatnya jumlah kasus meningkat dua kali lipat dalam 1,5 hingga 3 hari.

Omicron menyebar dengan cepat di negara-negara dengan tingkat kekebalan populasi yang tinggi. Namun masih tidak jelas kemampuan varian baru ini bisa menghindari kekebalan atau tingkat penularan tinggi melekat di varian tersebut, atau keduanya.

"Data keparahan klinis Omicron masih terbatas. Lebih banyak data diperlukan untuk memahami profil keparahan dan bagaimana tingkat keparahan dipengaruhi oleh vaksinasi dan kekebalan yang sudah ada sebelumnya," kata WHO.

China kembali mengumumkan tambahan kasus varian baru COVID-19 tersebut.

Dua kasus baru varian omicron terdeteksi di kota Changsha di China. Hal ini membuat kebijakan lockdown guna membatasi penyebaran Omicron diserukan.

China adalah negara yang memiliki strategi nol kasus COVID-19 dengan langkah lockdown yang ketat. Jika ini terjadi, maka industri kembali tertekan dan mengaburkan pemulihan ekonomi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

China sendiri adalah konsumen karet terbesar di dunia dengan menyerap 4,7 juta metrik ton komoditas tersebut pada tahun lalu, mengacu data Statista.

Jika aktivitas ekonomi di China kembali tutup, maka permintaan karet sebagai komoditas industri berpotensi turun.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi