Harga Batu Bara Melonjak 10% Lebih Pekan Ini, Apa Pemicunya?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
19 December 2021 10:30
Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)
Foto: Bongkar muat batu bara di China. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas batu bara acuan terpantau cerah bergairah pada pekan ini. Bahkan kenaikan harga 'si batu hitam legam' tersebut lebih baik dari pekan sebelumnya.

Sepanjang pekan ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) meroket hingga 10,32% ke level US$ 180,1/ton secara point-to-point.

Kenaikan harga gas menjadi latar belakang lonjakan harga minyak. Harga kontrak gas untuk pembangkit listrik di pasar Belanda, yang menjadi acuan Eropa per Jumat (17/12/2021) lalu berada di harga EUR 145 per MWh. Semakin dekat dengan rekor tertinggi sepanjang sejarah yang tercipta pada Oktober lalu.

Kebutuhan gas yang tinggi didorong oleh kenaikan penggunaan listrik untuk penghangat ruangan saat musim dingin. Pada saat yang sama, pasokan gas alam dari Rusia masih terhambat.

Gazprom, perusahaan migas asal Negeri Beruang Merah, masih menunggu izin untuk mengisi pipa Nord Stream yang melalui Ukraina dan Belarusia. Kini pasokan gas di pipa tersebut baru terisi sepertiga dari total kapasitas yang tersedia, 31,4 juta kubik meter dari 89 juta kubik meter.

Pekan lalu, parlemen Uni Eropa meminta penyelidikan terhadap Gazprom. Perusahaan ini dituding menjadi biang keladi kenaikan harga gas di Eropa karena ditengarai ada manipulasi.

Saat pasokan gas terbatas, pembangkit listrik kembali beralih ke batu bara sebagai sumber energi primer. Permintaan batu bara kembali meningkat, jadi tidak heran harganya melesat.

Selain dari sentimen dari naiknya permintaan pembangkit listrik batu bara di Eropa yang masih terjadi hingga kini, kenaikan harga batu bara dunia pada pekan ini juga didorong oleh peningkatan produksi batu bara di China.

Pada November 2021, produksi batu bara China tercatat 370,84 juta ton. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah. Rekor sebelumnya terjadi pada Oktober 2021 dengan produksi 357,09 juta ton.

Dalam 11 bulan pertama 2011, produksi batu bara Negeri Tirai Bambu adalah 3,67 miliar ton. Tumbuh 4,2% dari periode yang sama tahun lalu.

coalFoto: Reuters

China adalah produsen sekaligus konsumen batu bara terbesar di dunia. Jadi apa yang terjadi China akan sangat mempengaruhi pembentukan harga.

Peningkatan produksi di China menandakan pasokan batu bara semakin memadai dan inilah yang menjadi salah satu pendorong kenaikan harga batu bara dunia pada pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Baru Makin Merana, Pekan Ini Ambruk 34%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular