Pasang Sabuk Pengaman! IHSG Berisiko Merosot Lagi nih...
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot Selasa kemarin setelah melesat dalam 6 hari beruntun. Virus corona varian Omicron lagi-lagi membuat IHSG dan bursa saham lainnya merosot.
Di Inggris varian Omicron dilaporkan telah merenggut nyawa satu orang pasien. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
"Sayangnya ya, Omicron menyebabkan rawat inap dan sayangnya lagi ada satu pasien telah dipastikan meninggal akibat terinfeksi Omicron," kata Johnson kepada wartawan dalam kunjungan ke klinik vaksinasi dekat Paddington, London, menurut Sky News.
Selain itu dari China, pemerintah setempat melaporkan kasus pertama Covid-19 varian Omicron di negaranya pada Senin kemarin, seperti yang dilaporkan oleh Reuters dan media lokal setempat.
Omicron yang lebih mudah menyebar ketimbang varian lainnya membuat pelaku pasar was-was seandainya kembali "meledak" dan membuat perekonomian global melambat.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) masih merosot pada perdagangan Selasa waktu setempat, yang menjadi sinyal sentimen pelaku pasar yang belum membaik. Hal ini tentunya bisa memicu berlanjutnya kemerosotan IHSG pada perdagangan Rabu (15/12).
Secara teknikal, kembali munculnya pola Shooting Star pada Senin (13/12) membuat IHSG jeblok kemarin.
Pola tersebut sebelumnya muncul pada Kamis (25/11), setelahnya IHSG merosot selama beberapa hari.
Pola Shooting Star merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset.
Penurunan IHSG lagi-lagi tertahan rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), di kisaran 6.590 hingga 6.600 yang menjadi support kuat. MA 50 tersebut selalu menahan penurunan IHSG sejak pekan lalu.
Jika pada hari ini ditembus, maka IHSG berisiko merosot ke 6.525.
Sementara itu melihat grafik 1 jam dimana indikator Stochastic berada di wilayah jenuh jual (oversold), IHSG berpeluang rebound.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Selama bertahan di atas MA 50 yang merupakan support kuat, IHSG berpeluang naik ke 6.650. sebelum menuju 6.670.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)