Saham Bank Mini 'Ngamuk' 3 Hari Beruntun, Panen Cuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten bank mini, dengan modal inti di bawah Rp 6 triliun, kembali melonjak pada awal perdagangan hari ini, Rabu (8/12/2021), melanjutkan kecenderungan kenaikan setidaknya sejak 2 hari lalu atau Senin (6/12).

Berikut penguatan saham bank mini, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.11 WIB.

1. Bank Oke Indonesia (DNAR), saham +17,92%, ke Rp 408/saham

2. Bank Bumi Arta (BNBA), +10,44%, ke Rp 4.970/saham

3. Bank Ganesha (BGTG), +9,92%, ke Rp 288/saham

4. Bank Jtrust Indonesia (BCIC), +6,40%, ke Rp 266/saham

5. Bank Bisnis Internasional (BBSI), +6,10%, ke Rp 4.350/saham

6. Bank QNB Indonesia (BKSW), +5,52%, ke Rp 191/saham

7. Bank Victoria International (BVIC), +4,95%, ke Rp 212/saham

8. Bank Artha Graha Internasional (INPC), +4,29%, ke Rp 146/saham

9. Bank Amar Indonesia (AMAR), +4,14%, ke Rp 352/saham

10. Bank IBK Indonesia (AGRS), +3,78%, ke Rp 192/saham

11. Bank Capital Indonesia (BACA), +2,80%, ke Rp 294/saham

12. Allo Bank Indonesia (BBHI), +2,60%, ke Rp 7.900/saham

13. Bank Ina Perdana (BINA), +2,47%, ke Rp 4.150/saham

14. BPD Banten (BEKS), +1,59%, ke Rp 64/saham

15. Bank Neo Commerce (BBYB), +1,48%, ke Rp 2.740/saham

16. Bank Raya Indonesia (AGRO), +1,42%, ke Rp 2.150/saham

17. Bank Jago (ARTO), +0,99%, ke Rp 15.250/saham

18. Bank Aladin Syariah (BANK), +0,39%, ke Rp 2.580/saham

19. Bank Maspion Indonesia (BMAS), +0,35%, ke Rp 1.450/saham

Selama 3 hari pertama dalam minggu ini, investor tampaknya terus memborong saham bank bermodal cekak tersebut, di tengah menghijaunya Indeks Harga Saham Gabungan setidaknya dalam sepekan belakangan (+1,83%), kendati pasar masih terus dibayangi sentimen negatif galur baru Covid-19 Omicron.

Selain itu, emiten bank mini juga saat ini sedang berlomba-lomba memburu tambahan dana untuk memenuhi ketentuan modal minimum yang diwajibkan oleh regulator.

Menurut data di atas, saham DNAR melonjak 17,92% ke Rp 408/saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 64,18 miliar. Dengan ini, saham DNAR sudah melesat selama 3 hari beruntun. Alhasil, dalam sepekan saham ini menanjak 55,38% dan dalam sebulan melejit 42,96%.

Baca: Sambut Kabar Omicron Tak Ganas, IHSG Langsung Tancap Gas

Kedua, saham BNBA yang mencuat 10,44% ke Rp 4.970/saham, melanjutkan kenaikan dalam 3 perdagangan sebelumnya. Dalam seminggu saham DNAR melonjak 40,74%, sedangkan dalam sebulan 'terbang' 101,63%.

Setelah mengakuisisi 24,00% saham BNBA pada November lalu, PT Ajaib Sekuritas atau PT Takjub Finansial Teknologi (FIT) memastikan akan menyerap rights issue BNBA.

Hal ini terungkap dalam keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen BNBA. Diketahui, Bank Bumi Artha akan melakukan penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 462.000.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.345 per saham.

Dengan demikian, dari rights issue ini perseroan akan memperoleh dana senilai Rp 621,39 miliar.

Rencananya, dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh perseroan sekitar 80% untuk pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.

Setali tiga uang, saham BGTG bergerak ke utara dengan melesat 9,92%, usai naik selama 3 hari terakhir.

Selain saham di atas, saham BCIC dan BBSI juga masing-masing terkerek naik 6,40% dan 6,10% pagi ini.

Sebagai informasi, OJK menyebutkan bahwa seluruh pemilik bank mini alias bank dengan modal inti (tier 1) di bawah Rp 2 triliun telah berkomitmen untuk memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan otoritas untuk memenuhi modal minimum Rp 2 triliun hingga akhir tahun ini.

Akhir 2021 ini memang OJK mengharuskan bank untuk memiliki modal minimal Rp 2 triliun jika tak mau turun kasta menjadi BPR alias Bank Perkreditan Rakyat.

Untuk tahun depan, modal minimal mencapai Rp 3 triliun sebagaimana termaktub dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa keuangan (OJK) Heru Kristiyana menjelaskan, proses bank-bank tersebut meningkatkan modal inti terus berjalan.

Baca: Saham Produsen Vaksin Asal Korea Idola Investor Setelah IPO

Heru menambahkan, upaya meningkatkan modal inti tersebut dilakukan oleh bank dengan melakukan konsolidasi atau mencari partner strategis."Semua bank itu sudah mengarah ke sana, saya yakin benar, pasti mereka akan memenuhi aturan kita. Kalau tidak penuhi sanksi berat, turun kelas menjadi BPR," kata Heru Kristiyana, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (25/11/2021).

Berdasarkan data CNBC Indonesia, setidaknya masih terdapat 13 bank yang saat ini belum memenuhi ketentuan permodalan minimal ini. Untuk menyebut beberapa, ada Bank Ina, Bank Ganesha, Bank Capital Indonesia, Bank MNC Internasional, dan Bank Aladin Syariah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah