Krisis Akut Properti China, Awas! Siap Meledak

Feri Sandria, CNBC Indonesia
07 December 2021 08:15
CHINA-PROPERTY/KAISA GRP HLDG
Foto: REUTERS/THOMAS PETER

Di atas kertas, Evergrande memiliki lebih dari US$ 300 miliar tagihan yang belum dibayar kepada pemegang obligasi, pemasok dan lain-lain, dengan beberapa analis memperkirakan utang yang dilakukan di luar pembukuan mungkin hampir sebanyak itu juga. Menurut satu perkiraan dari Goldman Sachs, Evergrande mungkin memiliki utang tersembunyi tambahan lebih dari US$ 156 miliar.

Kewajiban keuangan baru juga mulai muncul, seperti pembayaran pinjaman berbunga tinggi yang harus dibayar kepada karyawan setelah perusahaan menodong mereka untuk meminjamkan uang tunai ketika berada dalam kondisi sulit awal tahun ini. Dan ketika Evergrande mengatakan minggu lalu bahwa pemegang obligasi telah menuntut pembayaran US$ 260 juta, itu adalah pertama kalinya perusahaan secara terbuka mengakui kewajiban tersebut.

Beberapa pengembang properti lainnya telah gagal membayar utang mereka, termasuk Fantasia, sebuah perusahaan real estate mewah yang mengejutkan pasar karena sebelumnya tidak pernah melewatkan pembayaran.

Tidak jelas seberapa jauh Beijing akan menghentikan risiko penularan di industri yang lebih luas. Kaisa, yang masih tertekan untuk melakukan pembayaran terakhir atas obligasinya pada hari Selasa, adalah peminjam utang luar negeri terbesar China setelah Evergrande.

Banyak pengembang lain juga memiliki tenggat waktu pembayaran yang semakin dekat. China Aoyuan Property Group, pengembang yang lebih kecil, mengatakan investor menuntut US$ 651 juta dalam pembayaran obligasi.

Untuk bertahan hidup, perusahaan properti Cina mungkin perlu mencari sumber dana baru.

Fantasia pada hari Senin menawarkan secara sekilas bagaimana langkah perusahaan untuk dapat bertahan. Di akun media sosialnya, Fantasia memublikasikan wawancara dengan Pan Jun, pimpinan perusahaan, dengan tajuk "Ancam seseorang dengan ketakutan akan kematian dan mereka akan berjuang untuk hidup."

Pan Jun menjelaskan bagaimana perusahaan menawar tanah awal tahun ini meskipun tidak menemukan modal baru. Dia juga mengatakan bahwa perusahaan belum sepenuhnya memahami pentingnya aturan tiga garis merah Beijing.

"Pemerintah sudah mengatur dan mengulangi peraturan itu berulang-ulang," kata Pan Pan. "Tapi kami tidak memiliki departemen untuk memberi kami peringatan risiko."

Sekarang perusahaan telah belajar dari kesalahannya, katanya, akan secara aktif berkomunikasi dengan pemegang obligasi dan regulator setiap hari.

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular