Krisis Akut Properti China, Awas! Siap Meledak

Feri Sandria, CNBC Indonesia
07 December 2021 08:15
Seorang pria berjalan melewati bank sentral China, atau People's Bank of China, di Beijing, Minggu, 10 Maret 2019.  (AP/Andy Wong)
Foto: Seorang pria berjalan melewati bank sentral China, atau People's Bank of China, di Beijing, Minggu, 10 Maret 2019. (AP/Andy Wong)

Para pemimpin China sejatinya memiliki beragam cara untuk menghentikan kepanikan, termasuk cengkeraman ketat mereka pada sektor perbankan dan keuangan, dan kemampuan mereka untuk membungkam berita miring yang mengejutkan di media massa. Namun, pihak berwenang hingga saat ini masih mengambil langkah ekstra hati-hati.

Pada hari Senin, regulator perbankan China melonggarkan jumlah uang yang harus disimpan bank untuk memenuhi rasio cadangan minimum (required reserve rasio/RRR), memberi dorongan yang lebih besar bagi perbankan untuk menyalurkan kredit di tengah krisis properti dan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan. Politburo Partai Komunis pada hari Senin mengatakan pemerintah harus "mendukung pasar perumahan komersial untuk dapat memenuhi kebutuhan perumahan yang wajar dari pembeli rumah dan mempromosikan perkembangan yang sehat dan siklus yang baik dari industri real estat."

Akhir pekan ini, pejabat di provinsi selatan Guangdong, tempat Evergrande bermarkas, mengirim tim ahli ke perusahaan untuk membantu memperbaiki keuangannya. Pihak berwenang tidak mengklarifikasi apakah mereka siap untuk campur tangan agar Evergrande tetap bertahan.

Langkah itu dilakukan setelah Evergrande mengejutkan pasar dan regulator dengan mengungkapkan pada Jumat (3/12) malam bahwa mereka tidak lagi dapat memenuhi kewajiban keuangannya dan akan memulai diskusi dengan krediturnya mengenai rencana untuk merestrukturisasi utangnya. Pemerintah kemudian memanggil pendiri Evergrande, Xu Jiayin, sementara regulator mengeluarkan serangkaian pernyataan untuk meyakinkan pasar bahwa krisis yang dialami perusahaan tidak akan meluas ke ekonomi yang lebih luas.

Regulator China menyalahkan manajemen Evergrande atas masalahnya, sambil mencoba meyakinkan publik bahwa sistem keuangan lainnya aman. Bank sentral menuding Evergrande akan kesalahan dalam "manajemen yang buruk dan ekspansi yang sembrono."

Regulator perbankan dan asuransi mengatakan prihatin dengan perkembangan terakhir tetapi menambahkan bahwa masalah Evergrande tidak akan memiliki "dampak negatif pada operasi normal" industri keuangan. Regulator sekuritas mengatakan sektor properti secara keseluruhan tetap "sehat" dan berjanji untuk mendukung "pembiayaan yang wajar dan normal" dari pengembang.

Banyak masalah di sektor properti China berasal dari keputusan pemerintah untuk mengendalikan sembari mengurangi kebiasaan meminjam yang sembrono dari pengembang real estat terbesar China. Khawatir akan bubble perumahan, bank sentral melaksanakan kebijakan "tiga garis merah" tahun lalu: aturan yang memaksa perusahaan properti untuk menurunkan tingkat utang mereka sebelum mencari tambahan dana dari pinjaman bank.

Dibatasinya pembiayaan oleh bank, pengembang properti secara cepat mengalami hambatan lain, dengan pasar obligasi dolar juga menjadi lebih sulit untuk dimanfaatkan.

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular