
Tanpa Tedeng Aling-aling, Saham Bank Mini Diobral Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank mini, dengan modal inti di bawah Rp 6 triliun, kembali melemah ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (2/12/2021), melanjutkan pelemahan setidaknya sejak Rabu (1/12) kemarin.
Berikut pergerakan saham bank mini, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.59 WIB.
Bank Neo Commerce (BBYB), saham -4,76%, ke Rp 2.200/saham
Bank Raya Indonesia (AGRO), -4,59%, ke Rp 1.975/saham
Bank Jtrust Indonesia (BCIC), -4,39%, ke Rp 218/saham
Bank Capital Indonesia (BACA), -3,82%, ke Rp 252/saham
Bank Artha Graha Internasional (INPC), -3,12%, ke Rp 124/saham
Bank Maspion Indonesia (BMAS), -2,48%, ke Rp 1.375/saham
Bank QNB Indonesia (BKSW), -2,34%, ke Rp 167/saham
Bank Jago (ARTO), -2,25%, ke Rp 15.200/saham
Allo Bank Indonesia (BBHI), -1,08%, ke Rp 6.875/saham
Bank Ina Perdana (BINA), -1,06%, ke Rp 3.720/saham
Bank IBK Indonesia (AGRS), -0,58%, ke Rp 172/saham
Bank Bumi Arta (BNBA), -0,57%, ke Rp 3.490/saham
Saham emiten bank milik fintech Akulaku BBYB memimpin pelemahan sebesar 4,76% ke Rp 2.200/saham di tengah aksi jual bersih oleh asing sebesar Rp 9,76 miliar. Dalam sepekan saham BBYB turun 1,80%, sedangkan dalam sebulan melonjak 47,30%.
Kabar teranyar, BBYB berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) V alias rights issue senilai Rp 2,51 triliun.
Menurut keterbukaan informasi di BEI, Senin (22/11), Bank Neo Commerce akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.927.162.193 (1,93 miliar) saham baru atau sebesar 20,45% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PMHMETD V dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Adapun harga pelaksanaan sebesar Rp1.300 setiap saham sehingga seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp2.505.310.850.900 (Rp 2,51 triliun).
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil rights issue ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dipergunakan seluruhnya oleh Bank Neo Commerce untuk memperkuat modal inti.
Saham AGRO juga anjlok 4,59%, melanjutkan pelemahan dalam 2 hari terakhir. Dengan ini, dalam sepekan saham AGRO turun 5,25% dan dalam sebulan melemah 2,16%.
Setali tiga uang, saham BCIC dan BACA juga terpuruk di zona merah, masing-masing ambles 4,39% dan 2,82%.
Sebagai informasi, OJK menyebutkan bahwa seluruh pemilik bank mini alias bank dengan modal inti (tier 1) di bawah Rp 2 triliun telah berkomitmen untuk memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan otoritas untuk memenuhi modal minimum Rp 2 triliun hingga akhir tahun ini.
Akhir 2021 ini memang OJK mengharuskan bank untuk memiliki modal minimal Rp 2 triliun jika tak mau turun kasta menjadi BPR alias Bank Perkreditan Rakyat.
Untuk tahun depan, modal minimal mencapai Rp 3 triliun sebagaimana termaktub dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa keuangan (OJK) Heru Kristiyana menjelaskan, proses bank-bank tersebut meningkatkan modal inti terus berjalan.
"Semua bank itu sudah mengarah ke sana, saya yakin benar, pasti mereka akan memenuhi aturan kita. Kalau tidak penuhi sanksi berat, turun kelas menjadi BPR," kata Heru Kristiyana, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (25/11/2021).
Heru menambahkan, upaya meningkatkan modal inti tersebut dilakukan oleh bank dengan melakukan konsolidasi atau mencari partner strategis.
Menurut catatan CNBC Indonesia, setidaknya masih terdapat 13 bank yang saat ini belum memenuhi ketentuan permodalan minimal ini. Untuk menyebut beberapa, ada Bank Ina, Bank Ganesha, Bank Capital Indonesia, Bank MNC Internasional, dan Bank Aladin Syariah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah