Tragis! Baru Melambung Emas Kena "Smash" Jay Powell

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 December 2021 06:56
Gold bars are stacked in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia sempat melambung lebih dari 1,3% ke kisaran US$ 1.808/troy ons pada perdagangan Selasa kemarin. Tetapi belum sempat menikmati kenaikan tajam tersebut, emas malah kena "smash" Jerome 'Jay' Powell, ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed).

Melansir data Refintiv, emas mengakhiri perdagangan Selasa di US$ 1.773,78/troy ons, merosot 0,63% di pasar spot. Jika dilihat dari level tertinggi kemarin, "smash" yang diberikan Powell membuat emas menukik nyaris 2%.

xau

Melambungnya emas kemarin terjadi akibat sentimen pelaku pasar yang kembali memburuk. Penyebabnya, CEO Moderna, Stephane Bancel mengatakan kepada Financial Times jika dia memperkirakan vaksin yang ada saat ini kurang efektif melawan Omicron.

Senin lalu, Bancel juga mengatakan akan memerlukan waktu beberapa bulan jika harus mengembangkan vaksin baru.

Alhasil, bursa saham Asia yang sebelumnya menghijau seketika berbalik melemah. Bursa Eropa dan AS (Wall Street) juga menyusul rontok.

Emas yang menyandang status safe haven kembali menjadi incaran para investor, harganya pun melambung.

Tetapi tidak lama logam mulia ini juga akhirnya berbalik arah setelah Powell bisa mempercepat laju tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

"Saat ini perekonomian sangat kuat dan inflasi juga sangat tinggi, oleh karena itu menurut pandangan saya akan tepat jika mempertimbangkan menyelesaikan tapering lebih cepat, mungkin beberapa bulan lebih awal," kata Powell di hadapan Senat AS, sebagaimana diwartakan CNBC International, Selasa (30/11).

The Fed mulai mulai melakukan tapering sebesar US$ 15 miliar setiap bulannya mulai November lalu. Dengan nilai QE sebesar US$ 120 miliar, butuh waktu 8 bulan untuk menyelesaikannya. Artinya, tapering akan berakhir pada bulan Juni tahun depan.

"Saya mengharapkan The Fed akan mendiskusikan percepatan tapering pada rapat bulan Desember," tambah Powell.

Jika tapering dipercepat, ada peluang The Fed juga menaikkan suku bunga lebih awal.

Suku bunga merupakan salah satu "musuh" utama emas, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Selain itu, opportunity cost berinvestasi emas juga akan mengalami peningkatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Emas! Habis Ngeri, Terbitlah Ramalan Terbang Tinggi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular