Babak Belur Saat Debut, Gimana Nasib Saham MTEL Hari Ini?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
23 November 2021 08:33
PT Dayamitra Telekomunikasi (MItratel) melaksanakan IPO dengan target dana maksimal Rp 25 triliun.  Sumber : Dok. Mitratel

Jakarta, CNBC Indonesia - Debut saham emiten pengelola menara telekomunikasi yang juga anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel tidak berjalan mulus. Saham MTEL ditutup merosot ke zona merah di hari pertama melantai di bursa, Senin (22/11/2021).

Kendati melemah, sebenarnya ada dua sentimen positif bagi saham Mitratel, yakni masuknya Dana abadi Indonesia atau sovereign wealth fund (SWF) bernama Indonesia Investment Authority (INA) ke saham MTEL dan rencana ekspansi perusahaan dengan mengakuisisi menara ke depan.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham MTEL ambles 4,38% ke Rp posisi 765/saham. Nilai transaksi saham MTEL tergolong jumbo, yakni sebesar Rp 1,09 triliun, dengan volume perdagangan 1,38 miliar saham.

Sejatinya, sesaat bel pembukaan berbunyi pada awal perdagangan kemarin, saham MTEL sempat naik 11,25% ke Rp 890/saham. Namun, kemudian saham ini terus terbenam di zona merah sepanjang hari.

Di tengah pelemahan ini, investor asing melakukan jual bersih Rp 296,65 miliar di pasar reguler, tertinggi di bursa. Di posisi kedua, ada saham sang induk TLKM yang dilego asing Rp 95,5 miliar dan turut membuat sahamnya turun 2,56%.

Sementara, asing mencatatkan beli bersih saham MTEL Rp 122,97 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Hingga penutupan pasar kemarin, nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham MTEL mencapai Rp 63,89 triliun.

Harga IPO Mitratel Dinilai Mahal

Kalangan analis menilai harga penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) MTEL terbilang mahal dibanding dengan saham-saham emiten di sektornya. Namun demikian, hal ini sebanding peluang pertumbuhan perusahaan ke depannya.

Analis PT Shinhan Sekuritas Indonesia Anissa Septiwijaya mengatakan, dari harga penawaran Mitratel di Rp 800/saham, menunjukkan price to earning ratio (PER)j 48,8x. Angka ini lebih tinggi dibanding dengan emiten di sektor yang sama.

"Untuk MTEL sendiri berdasarkan harga IPO di Rp 800 jika dilihat dari PE berada di sekitar 48,8x. Sementara pesaingnya TOWR [PT Sarana Menara Nusantara Tbk ] dan TBIG [PT Tower Bersama Infrastructure Tbk] masing-masing sebesar 17,7x dan 48,5x," kata Anissa kepada CNBC Indonesia, Senin (22/11/2021).

Adapun, jika dilihat secara EV/EBITDA (enterprise value per laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi), MTEL cenderung lebih tinggi dibanding TOWR, namun lebih rendah dibanding TBIG.

Dengan asumsi tersebut, harga saham MTEL dinilai lebih premium ketimbang dengan harga saham TOWR saat ini.

"Namun secara market share sendiri kita tahu MTEL terbesar di pasar menara telekomunikasi dan sangat memiliki peluang yang besar juga untuk terus meningkatkan kinerjanya terlebih net debt/EBITDA MTEL juga masih rendah," tandas dia.

Pasca-IPO, Mitratel Mau Akuisisi Menara Lagi

Untuk diketahui, Mitratel baru saja mencatatkan sahamnya di BEI, Senin ini. Saham perusahaan dilepas di harga Rp 800/saham dengan jumlah 23.493.524.800 dan menghasilkan dana senilai Rp 18,79 triliun.

Dana dari hasil penawaran umum ini akan digunakan oleh perusahaan sebanyak 44% akan digunakan untuk belanja modal organik seperti penambahan kolokasi melalui penguatan dan penambahan menara telekomunikasi, pembangunan menara baru dan penambahan site baru, dan ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.

Lalu sebesar 56% akan digunakan untuk belanja modal anorganik, yakni untuk mengakuisisi menara telekomunikasi dari operator telekomunikasi dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru yang bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.

Sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi dan penerapan program pengembangan yang berkualitas untuk menara telekomunikasi.

Mitratel sendiri akan mulai mengakuisisi menara telekomunikasi lagi di tahun depan. Ini merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan untuk terus melakukan pertumbuhan dan menghasilkan pertumbuhan pendapatan perusahaan.

Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan perusahaan juga akan memulai pembangunan menara telekomunikasi baru sepanjang 2022 dan 2023 mendatang.

"Saat ini untuk akuisisi saya sampaikan kita sudah mulai proses. Dan untuk penggunaan dananya [hasil penawaran umum] 40% untuk pembangunan organik, sudah dipersiapkan sehingga pada 2022 dan 2023 kita mulai pembangunan organik. Di samping buat akuisisi, kita sedang persiapkan, diharapkan bisa mulai proses di 2022," kata Hendra dalam konferensi pers, Senin (22/11/2021).

INA Borong Saham MTEL

Diwartakan sebelumnya, Indonesia Investment Authority (INA) merealisasikan investasinya di sektor infrastruktur digital dan teknologi melalui saham MTEL.

Hal ini dilakukan dengan masuknya investasi INA melalui penawaran umum saham perdana Mitratel.

CIO INA Stefanus Hadiwidjaja mengatakan keikutsertaan INA sebagai salah satu investor dalam IPO Mitratel merupakan wujud nyata komitmen INA untuk mendukung akselerasi pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur digital di Indonesia, terutama sektor menara telekomunikasi.

"IPO Mitratel merupakan penyaluran dana investasi pertama dari INA sebagai sovereign wealth fund Indonesia di bidang infrastruktur digital dan teknologi," kata Stefanus dalam keterangannya, Senin (22/11/2021).

"Kami memilih proyek yang kami berikan investasi secara hati-hati dengan, antara lain, melakukan proses uji tuntas yang menyeluruh, memastikan bisnis tersebut layak secara komersial, serta menjunjung tinggi prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance) dan ESG," lanjutnya.

Stefanus mengharapkan dengan dana yang berhasil diperoleh Mitratel melalui IPO ini akan dapat mendorong infrastruktur digital Indonesia dan dalam jangka panjang dapat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular