Punya Kocek Triliunan, INA Bidik 9 Sektor Investasi di 2022

Monica Wareza, CNBC Indonesia
19 November 2021 16:20
Ridha Wirakusumah ((Dirut PT Bank Permata Tbk/BNLI) sebagai CEO SWF (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: CEO INA Ridha Wirakusumah (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia Investment Authority (INA) mengklaim akan agresif dalam mencari peluang investasi baru di 2022 mendatang. Peluang investasi ini masih berfokus pada proyek-proyek milik BUMN di berbagai sektor.

Juru Bicara INA Masyita Crystallin mengatakan terdapat sembilan sektor yang akan difokuskan oleh SWF ini untuk diinvestasikan di tahun depan, setelah di tahun ini baru mulai berinvestasi di sektor infrastruktur.

"Tahun depan akan banyak banget [investasi]," kata Masyita di Jakarta, Jumat (19/11/2021).

Dia menjelaskan, investasi INA akan berkisar di sektor telekomunikasi, kesehatan, energi baru terbarukan (renewable energy) maupun fosil, kawasan industri, dan infrastruktur digital

Selain itu juga ada sektor pertanian dan perkebunan. Lainnya adalah sektor infrastruktur di bidang jalan tol, pelabuhan, dan bandara.

Setidaknya hingga saat ini sudah terdapat komitmen investasi senilai US$ 11,25 miliar atau kisaran Rp 159,75 triliun (asumsi kurs Rp 14.200) yang diterima INA untuk diinvestasikan ke jalan tol dan pelabuhan di Indonesia.

Rinciannya, US$ 3,75 miliar untuk diinvestasikan di jalan tol. Investasi tersebut didapat dari Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), APG Asset Management (APG) dan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).

Investasi ini, menurut Masyita, sedang dalam proses finalisasi sehingga tak lama lagi akan rampung.

Sedangkan US$ 7,5 miliar lainnya merupakan komitmen investasi atau Rp 106,50 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$) dari DP World, perusahaan perusahaan perusahaan logistik multinasional asal Uni Emirat Arab.

Nantinya, DP World dan INA akan membentuk konsorsium dan tim kerja untuk menjajaki investasi infrastruktur logistik di Indonesia, termasuk investasi hinterland, terminal darat, taman kargo, sistem jaringan pengumpan, transportasi darat, dan kawasan industri.

Beberapa waktu lalu pemerintah telah menambahkan modal kepada INA senilai Rp 60 triliun. Dengan demikian, saat ini total modal yang dimiliki oleh Lembaga Pengelola Investasi (LPI) INA ini telah mencapai Rp 75 triliun, sesuai dengan komitmen awal pemerintah.

Penambahan modal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) 110/2021 yang diteken Jokowi pada 29 Oktober 2021.

Dana 'suntikan' dari pemerintah nantinya oleh INA akan digunakan untuk berinvestasi sekaligus untuk menarik investasi lembaga pengelola keuangan lainnya ke dalam negeri.


(mon/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Remunerasi Pejabat Rp 72 M, Intip Kinerja INA SWF Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular