
Ole Dipecat, Saham MU Tak Melesat! Kualat?

Di tangan Solksjaer, secara umum performa United tidak terlalu buruk. Selama 168 pertandingan memimpin United di seluruh kompetisi, Solksjaer mempersembahkan 91 kemenangan.
Artinya, rasio kemenangan yang dihadirkan Solkjaer adalah 54,2%. Di antara manajer United selepas Sir Alex Ferguson, pencapaian Solksjaer adalah yang terbaik kedua, hanya kalah dari Jose Mourinho.
![]() |
Pada musim 2019/2020, United finis di peringkat tiga klasemen akhir Liga Primer. Semusim sesudahnya, posisi United membaik menjadi runner-up.
Musim lalu, Solksjaer juga United ke final Liga Europa. Namun United harus mengakui keunggulan Villarreal (Spanyol) dalam babak adu penalti.
Melihat pencapaian-pencapain tersebut, dapat dibilang bahwa United di bawah asuhan Solskjaer sebenarnya masih kompetitif. Masih bisa bicara banyak di kompetisi domestik mampun antar-klub Eropa.
Namun buat klub raksasa sekelas United, menjadi kompetitif saja tidak cukup. United harus mampu membuat penampilan kompetitif itu berbuah trofi. Ingat, United adalah klub terbesar di Tanah Britania pada masa kepemimpinan Sir Alex.
Musim ini, United masih bisa memperoleh trofi. Akan tetapi peluangnya memang tidak besar. Di Liga Primer, sepertinya akan terjadi three horses race untuk memperebutkan titel antara Chelsea, Manchester City, dan Liverpool. Nama United kemungkinan besar tidak ada di peta persaingan, saat ini tercecer di rangking delapan.
Di Liga Champions Eropa, United memang masih memimpin Grup F dengan poin tujuh. Namun perolehan itu sama seperti Villarreal di peringkat kedua dan hanya berjarak dua angka dengan Atalanta (Italia) di posisi tiga. Dengan dua laga tersisa, semua masih bisa terjadi.
Di Piala Liga Inggris, perjalanan United sudah kandas diganjal West Ham United. Di Piala FA, United belum bermain karena kompetisi sepakbola tertua di dunia tersebut masih menjalani babak-babak awal.
Halaman Selanjutnya --> Trofi Tak Hanya Gengsi, Tapi Juga Materi
(aji/aji)
