Utang Masih Rp 89 T, Waskita Cetak Laba Rp 253 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN Karya PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berhasil mencatatkan laba bersih per kuartal III 2021 setelah pada periode yang sama tahun lalu membukukan rugi bersih.
Di tengah keberhasilan mencatatkan laba bersih ini, total kewajiban (liabilitas) Waskita masih tercatat naik 1,04% dibandingkan posisi akhir Desember 2020 menjadi Rp 89,93 triliun per akhir September tahun ini.
Menurut laporan keuangan yang terbit di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/11/2021), Waskita berhasil membalik rugi bersih pada akhir kuartal III 2020 sebesar Rp 2,64 triliun menjadi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik induk (laba bersih) Rp 252,71 miliar pada triwulan ketiga 2021.
Di tengah laba bersih tersebut, penjualan dan pendapatan Waskita turun 39,31% secara tahunan menjadi Rp 7,13 triliun per 30 September 2021, dari periode yang sama 2020 sebesar Rp 11,74 triliun.
Per akhir September 2021, pendapatan usaha terbesar Waskita masih disumbang oleh pendapatan dari jasa konstruksi sebesar Rp 5,84 triliun. Angka ini lebih kecil ketimbang posisi periode yang sama tahun lalu Rp 10,67 triliun. Di posisi kedua, ada pendapatan jalan tol sebesar Rp 537,23 miliar, meningkat secara tahunan dari posisi Rp 289,50 miliar per kuartal III 2020.
Seiring penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan tercatat turun 37,58 secara yoy menjadi Rp 6,85 triliun per kuartal III 2021.
Adapun, Waskita juga mencatatkan pos pendapatan lain-lain bersih mencapai Rp 3,65 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini. Secara rinci, pendapatan lain-lain bersih ini disumbang oleh keuntungan dari divestasi entitas asosiasi senilai Rp 2,05 triliun, pemulihan piutang sebesar Rp 1,02 triliun dan pendapatan lainnya 586,56 miliar.
Hingga 30 September tahun ini, total liabilitas Waskita Karya mencapai Rp 89,93 triliun, naik 1,04% secara yoy dibandingkan posisi 31 Desember tahun lalu sebesar Rp 89,01 triliun.
Liabilitas jangka pendek Waskita tercatat turun 3,27% menjadi Rp 46,66 triliun pada kuartal ketiga 2021. Sementara, liabilitas jangka panjang perusahaan naik 6,13% menjadi Rp 43,27 triliun.
Kemudian, total ekuitas Waskita berkurang 5,02% menjadi Rp 15,74 triliun. Adapun total aset perusahaan mencapai Rp 105,68 triliun hingga 30 September 2021.
Teken Kontrak Baru Rp 12 Triliun
Menurut rilis pers perusahaan, Senin (22/11), Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan hingga September 2021 Waskita telah memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp12,01 triliun atau sebanding dengan 79,44% nilai kontrak baru sebelum Pandemi COVID-19. Sementara selama kuartal III 2021 saja, Waskita memperoleh nilai kontrak baru sebesar Rp8,89 triliun atau meningkat sebesar 94,30% yoy.
"Perseroan menargetkan perolehan nilai kontrak baru pada tahun 2021 sebesar Rp20,68 triliun dan sampai dengan saat ini Perseroan masih optimis untuk dapat mencapai target tersebut pada akhir tahun dengan likuiditas yang jauh lebih baik dan struktur biaya operasional yang lebih lean," jelas manajemen WSKT, dikutip CNBC Indonesia, Senin (22/11).
Destiawan menambahkan, hingga akhir 2021 manajemen masih akan terus berupaya untuk menjaga kesehatan keuangan perseroan dengan mengurangi kerugian secara signifikan dibandingkan pada periode tahun 2020.
Dalam rilis pers dijelaskan, ada 2 perkembangan utama dari implementasi 8 Stream Penyehatan Keuangan Waskita yang telah dicapai setelah periode pelaporan September 2021.
Pertama, transaksi divestasi untuk ruas Tol Cibitung - Cilincing dengan proceed sebesar Rp2,44 triliun atau setara dengan 1,96 Price to Book Value (PBV) dan berpotensi mengurangi utang melalui dekonsolidasian hingga Rp5,82 triliun.
Kedua, penandatanganan perjanjian kredit sindikasi dengan Penjaminan Pemerintah sebesar Rp8,08 triliun yang akan digunakan untuk penyelesaian proyek penugasan Pemerintah dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional.
"Kedua pencapaian ini akan berdampak positif dengan peningkatan likuiditas dan perbaikan kinerja keuangan Perseroan hingga 4Q [kuartal keempat] 2021," jelas Waskita.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perseroan Taufik Hendra Kusuma juga menambahkan, saat ini pemerintah juga sedang melakukan harmonisasi Rancangan Peraturan Presiden (RPP) atas Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada Waskita. Penerbitan PP PMN ini diperkirakan terlaksana di akhir November 2021.
Kemudian, setelah PP PMN terbit, pernyataan efektif OJK atas rights issue saham Waskita akan menyusul terbit. Rangkaian pelaksanaan aksi korporasi rights issue ini diharapkan dapat selesai sebelum penutupan tahun 2021.
"Selanjutnya di tahun 2022, Perseroan akan fokus pada penyelesaian proyek dan peningkatan nilai kontrak baru," pungkas manajemen Waskita.
Dari pasar saham, hingga pukul 10.09 WIB, saham WSKT tercatat menguat 2,45% ke Rp 835/saham, dengan nilai transaksi Rp 31,41 miliar. Seccara year to date (ytd), kinerja saham WSKT masih minus 42,36%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Jual Ruas Tol Cibitung-Cilincing, Cuan Berapa Waskita?
(adf/adf)