
Ibu Kota Baru, Waskita Bidik Proyek Jalan-Rumah-Istana Negara

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN karya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menargetkan pertumbuhan kontrak baru di 2022 bisa lebih tinggi dari tahun ini yang berkisar antara Rp 18 triliun-Rp 20 triliun.
Salah satu proyek yang ditargetkan bisa digaet perusahaan di tahun depan adalah Istana Negara dalam pembangunan ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur (Kaltim).
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan perusahaan telah membentuk satuan tugas (satgas) khusus di perusahaan untuk mendapatkan proyek di IKN.
"Tahun depan sedang dalam proses rencana kerja tahun depan, target tumbuh. Rencananya sedang disiapkan RKAP [rencana kerja anggaran perusahaan] 2022 karena akan memasukkan target perolehan di pembangunan ibu kota baru. Kami sudah bentuk satgas yang bersiap mulai dari tender, perencanaan kalau ada yang design and build," kata Destiawan dalam konferensi pers, Kamis (4/11/2021).
Jenis pekerjaan yang dibidik perusahaan di IKN ini seperti pembangunan Istana Negara dan fasilitas pendukung lainnya, jalan, dan jembatan.
"Masih dirumuskan Kementerian PUPR tapi bocorannya istana dulu. Waskita mau yang mana kalau tender dibuka akan ikut semua, istana, rumah tinggal, kantor pendukung, jalan. Terkait mana yang bisa diperoleh, mudah-mudahan bisa dapat semua bisa jadikan kontrak 2022 jadi lebih besar," terangnya.
Destiawan menjelaskan, tahun depan perusahaan akan berfokus pada pengerjaan proyek-proyek pemerintah sehingga tidak membutuhkan pembiayaan dari internal perusahaan, mengingat saat ini perusahaan tengah dalam proses restrukturisasi keuangannya.
Sebab, menurut dia, jika perusahaan mengerjakan proyek baru dengan dana internal, maka nantinya akan dibutuhkan penyesuaian dengan master restructuring agreement (MRA) dengan para kreditornya.
Selain proyek IKN, perusahaan juga akan berfokus pada perolehan kontrak lainnya di bisnis bisnis water infrastructure, airports, top three railroad segment and international growth serta meningkatkan peran komite investasi dan manajemen risiko pada pemilihan proyek-proyek baru tersebut.
Hingga September 2021, perusahaan telah mendapatkan proyek baru senilai Rp 12,01 triliun. Nilai tersebut terdiri dari proyek investasi/business development (68,05%), pemerintah (24,96%), proyek BUMN (4,48%) dan proyek swasta (2,51%).
Berdasarkan tipe proyek, pencapaian kontrak baru tersebut berasal dari jalan dan jembatan (58,89%), bangunan (13,03%), infrastruktur air (12,30%), anak usaha (11,40%), EPC atau engineering-procurement-construction (3,50%) dan lain-lain (0,88%).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waskita Terlilit Utang Rp 54 T, Sampai Jual Semua Jalan Tol!
