Mulai Mengecil, Tapi Waskita Karya Masih Merugi Rp 1 T

Tim Riset, CNBC Indonesia
30 May 2022 17:50
Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), telah menerima seluruh dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam rangka aksi korporasi rights issue  senilai Rp 7,9 triliun. Perseroan menargetkan jumlah dana yang ditargetkan sebesar Rp11,96 triliun.
Foto: PT Waskita Karya Tbk (WSKT). (Dok. Waskita)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten karya yang terperangkap dalam restrukturisasi utang jumbo, Waskita Karya (WSKT), melaporkan kinerja keuangan yang masih negatif sepanjang tahun 2021 lalu.

Pendapatan Waskita tercatat turun nyaris seperempat menjadi Rp 12,24 triliun tahun lalu, dari semula Rp 16,19 triliun di tahun pandemi 2020.

Segmen bisnis utama perusahaan mengalami penurunan pendapatan menjadi Rp 10,14 triliun dari semula Rp 14,23 triliun. Penjualan precast juga turun signifikan menjadi Rp 381 miliar dari semula Rp 764 miliar. Sedangkan bunga dari jasa konstruksi dan pendapatan jalan tol tercatat naik.

Meski pendapatan turun drastis, perusahaan mampu memangkas kerugian secara signifikan, dari semula mencapai Rp 7,36 triliun tahun 2020, kini berkurang hingga 85% menjadi rugi Rp 1,09 triliun.

Terpangkasnya rugi perusahaan salah satunya karena perusahaan mampu menekan beban pokok penjualan hingga nyaris sepertiga menjadi Rp 10,35 triliun dari semula mencapai Rp 15,13 triliun. Selain itu perusahaan juga mampu menekan beban umum dan administrasi yang nilainya berkurang nyaris setengahnya dari semula Rp 4,33 triliun menjadi Rp 2,26 triliun sepanjang tahun lalu.

Aset perusahaan tercatat naik tipis menjadi Rp 103,60 triliun dari semula Rp 100,76 triliun. Kenaikan signifikan terjadi pada kas dan setara kas yang pada akhir tahun 2020 hanya berjumlah Rp 1,21 triliun, kini naik drastis menjadi Rp 13,16 triliun. Aset lancar perusahaan tercatat sebesar Rp 42,58 triliun, meningkat nyaris 50%.

Total liabilitas perusahaan tercatat turun tipis menjadi Rp 88,14 triliun, dengan liabilitas jangka pendek berkurang signifikan menjadi Rp 27,30 triliun dari semula mencapai Rp 48,56 triliun sebelum restrukturisasi utang.

Restrukturisasi tersebut menempatkan utang jangka pendek perusahaan menjadi utang jangka panjang yang angkanya meningkat dari 40,77 triliun menjadi Rp 60,84 triliun.

Utang bank jangka pendek perusahaan turun hingga 87% menjadi Rp 2,09 triliun dari semula mencapai Rp 17,25 triliun di akhir tahun 2020. Dari angka tersebut tercatat utang jangka pendek kepada empat perbankan BUMN (Bank BRI, Mandiri, BNI dan BSI) sudah tidak ada dari semula mencapai Rp 15,5 triliun.

Sementara itu utang bak jangka panjang dengan BUMN perbankan yang merupakan pihak berelasi naik menjadi Rp 29,15 triliun dari semula Rp 9,12 triliun.

Hari ini (30/5), jelang penutupan pasar modal, saham WSKT tercatat naik 4,81% menjadi Rp 545/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 15,70 triliun. Dalam sepekan saham ini tekah naik 11,68% dan sejak awal tahun masih terkoreksi 14,17%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rilis Laporan Keuangan Q3-2022, Saham Netflix Meroket 14%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular