
Asal Bapak Erdogan Senang! Tapi Turki Jadi Krisis Mata Uang

Jebloknya kurs lira bisa berdampak lebih luas bagi Turki. Inflasi di Turki saat ini nyaris mencapai 20%, dengan inflasi setinggi itu, riil yield obligasi tenor 10 tahun menjadi negatif.
Hal ini tentunya tidak akan menarik bagi investor menanamkan modalnya di Turki. Yield tenor 10 tahun Turki kini paling bawah dibandingkan negara-negara emerging market lainnya.
![]() l |
Dengan demikian, Erdogan akan sulit mendapatkan pembiayaan dari penerbitan obligasi.
Apalagi jika kurs lira terus terpuruk pada analis memperkirakan inflasi bisa mencapai 30%. Rill yield tentunya akan semakin negatif.
Tingginya inflasi kemudian akan menurunkan daya beli masyarakat, yang tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Peluang lira makin terpuruk memang sangat besar, sebab TCMB bisa kembali memangkas suku bunga bulan depan. Selain itu, cadangan devisa Turki untuk mengintervensi lira juga tidak besar. Bahkan, analis mengatakan cadangan devisa sebenarnya negatif.
Reuters melaporkan hingga 12 November lalu, cadangan devisa Turki sebesar US$ 28,61 miliar mengalami peningkatan cukup tajam dibandingkan April lalu ketika berada di bawah US$ 10 miliar. Kenaikan tersebut berkat Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang mendistribusikan Special Drawing Right (SDR).
Namun, di sisi lain, TCMB memiliki outstanding swap sebesar US$ 43,44 miliar, sehingga pada kenyataanya cadangan devisa negatif US$ 15 miliar.
Pelemahan tajam lira juga membuat warga Turki mengkonversinya menjadi mata uang asing terutama dolar AS dan euro. Dolarisasi sebenarnya sudah terjadi sejak lama di Turki. Reuters melaporkan deposit warga dan dan institusi Turki dalam bentuk mata uang asing mencapai 60%.
![]() |
Krisis yang lebih besar dikatakan bisa muncul jika terjadi rush money atau penarikan uang besar-besaran oleh masyarakat.
Akibat jebloknya lira, kritik terhadap Erdogan juga memuncak di media sosial. Tagar "1 dolar AS sama dengan 11 Lira" dan "Pemilu Segera" menjadi trending topic.
Sementara itu, pemimpin oposisi dari Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kilicdaroglu, meminta segera dilaksanakan pemilihan umum.
"Berhenti Sudah, Erdogan! Segera pemilu," kicau Kilicdaroglu sebagaimana dikutip Reuters.
Hal sedana diungkapkan dari ketua partai Iyi, Meral Aksenser. Ia mengatakan Erdogan sudah menghancurkan mata uang lira, dan reputasi negara Turki.
"Jika ini disengaja, ini benar-benar sebuah pengkhianatan. Tetapi jika jebloknya lira terjadi akibat ketidakmampuan, maka sudah jelas apa yang harus dilakukan: lakukan pemilu secepatnya untuk menghentikan aib ini," kata Aksenser.
Turki kini berisiko menghadapi gejolak politik, dan masalah-masalah lainnya akibat jebloknya nilai tukar lira.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]