
Geger Saham Teknologi, Anjlok Saat IHSG Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten teknologi terjungkal ke zona merah, saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (16/11/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 0,53% ke 6.651,208, dengan nilai transaksi Rp 12,93 triliun dan volume perdagangan 26,82 miliar saham. Sebanyak 250 saham menguat, 250 saham turun, dan 169 stagnan.
Kendati IHSG berhasil rebound dari koreksi pada Senin kemarin (15/11), investor asing malah mencatatkan jual bersih Rp 68,24 miliar di pasar reguler dan jual bersih Rp 280,65 miliar.
Indeks sektor teknologi (IDXTECHNO) menjadi indeks yang paling melorot, yakni minus 0,51%. Kemudian, indeks saham barang konsumen siklis juga turun 0,17%. Sebanyak 9 indeks sektoral sisanya ditutup menguat hari ini.
Berikut saham-saham teknologi yang melemah pada hari ini (16/11).
Bukalapak.com (BUKA), saham -5,48%, ke Rp 690/saham, transaksi Rp 223 M
Zyrexindo Mandiri Buana (ZYRX), -5,34%, ke Rp 620/saham, transaksi Rp 6 M
Hensel Davest Indonesia (HDIT), -2,66%, ke Rp 366/saham, transaksi Rp 319 juta
Limas Indonesia Makmur (LMAS), -2,33%, ke Rp 84/saham, transaksi Rp 9 M
Kioson Komersial Indonesia (KIOS), -2,10%, ke Rp 700/saham, transaksi Rp 21 M
Metrodata Electronics (MTDL), -1,68%, ke Rp 3.520/saham, transaksi Rp 5 M
Trimegah Karya Pratama (UVCR), -1,28%, ke Rp 464/saham, transaksi Rp 1 M
Telefast Indonesia (TFAS), -0,63%, ke Rp 4.750/saham, transaksi Rp 328 juta
DCI Indonesia (DCII), -0,44%, ke Rp 45.000/saham, transaksi Rp 58 juta
IndoSterling Technomedia (TECH), -0,37%, ke Rp 6.675/saham, transaksi Rp 10 M
Saham e-commerce BUKA menjadi yang paling ambles (-5,48%), di tengah aksi jual bersih investor asing dengan nilai jumbo, yakni Rp 60,95 miliar di pasar reguler dan Rp 4,49 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.
Dengan ini, dalam sepekan saham BUKA turun 2,13%. Setali tiga uang, dalam sebulan saham BUKA juga melorot 2,13%.
Terbaru, Bukalapak mendapat fasilitas pembiayaan dari PT Bank DBS Indonesia senilai Rp 2 triliun.
Perusahaan telah menandatangani perjanjian fasilitas perbankan dengan PT Bank DBS Indonesia pada 12 November 2021 dalam bentuk uncommitted revolving short term loan facility dengan jumlah pokok fasilitas tersedia maksimum hingga sebesar Rp 2 triliun.
Adapun, jangka waktu fasilitas tersebut selama satu tahun yang akan jatuh tempo pada 12 November 2022 dan akan diperpanjang otomatis untuk jangka waktu tiga bulan.
Corporate Secretary Bukalapak, Perdana A. Saputro mengatakan, perolehan fasilitas perbankan ini merupakan bagian dari strategi perseroan untuk melakukan diversifikasi sumber pendanaan selain dari penggunaan ekuitas yang diperoleh perseroan melalui penawaran umum perdana saham.
"Latar belakang perseroan untuk memperoleh fasilitas perbankan ini adalah untuk digunakan sebagai bridging facility untuk aktivitas pengembangan usaha perseroan," ungkap Perdana, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (16/11/2021).
Di bawah saham BUKA, saham emiten produsen laptop lokal buatan Indonesia dengan brand Zyrex, ZYRX, juga tergerus 5,34% ke posisi Rp 620/saham, di tengah aksi jual oleh asing sebesar Rp 1,25 miliar.
Dengan ini, saham ZYRX sudah melemah selama 3 hari terakhir, usai melesat selama 3 hari pada 9-11 Oktober pekan lalu.
Zyrexindo berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 43,38 miliar pada periode 9 bulan pertama tahun ini (Q3) atau per September 2021.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, jumlah laba bersih itu naik 34,45% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 32,26 miliar.
Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan meningkatnya penjualan bersih perseroan sebesar Rp 415,41 miliar sampai dengan 30 September 2021 atau naik 131,27% dari sebelumnya Rp 179,62 miliar.
Selain saham BUKA dan ZYRX, saham HDIT dan LMAS juga tercatat masing-masing melemah 2,66% ke 2,33%. Kedua saham tersebut sama-sama telah memerah selama 4 hari beruntun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kena Prank! Saham Teknologi Rontok Berjamaah & Kena ARB