
IHSG Sukses Happy Ending, Sempat Dibanting ke Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap bertahan di zona apresiasi hingga perdagangan hari ini, Selasa (16/11/21) selesai. Penguatan IHSG berlanjut di menit-menit terakhir perdagangan.
IHSG ditutup menguat 0,53% di level 6.651,21. IHSG berbalik arah dari zona koreksi ke zona apresiasi dengan penguatan 0,42% pada perdagangan sesi I setelah sebelumnya dibuka ambles 0,27% di awal perdagangan.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi mencapai Rp 12,93 triliun hingga sesi perdagangan berakhir. Asing net sell di pasar reguler senilai Rp 68,24 miliar. Terpantau 250 saham menguat, 250 melemah dan 169 stagnan.
Tidak seperti biasanya, saham yang paling banyak dilepas asing justru saham bank-bank kakap. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi dua saham yang paling banyak dilepas asing dengan net sell masing-masing mencapai Rp 198 miliar dan Rp 172 miliar.
Sedangkan saham yang banyak diborong asing untuk perdagangan hari ini adalah saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 88,6 miliar dan Rp 46,8 miliar.
Wall Street semalam ditutup variatif. Dow Jones dan Nasdaq Composite melemah tipis 0,04% sedangkan S&P 500 flat.
Performa Wall Street memang tak cukup kuat untuk menjadi katalis positif untuk saham-saham domestik. Namun koreksi IHSG yang sudah berlangsung dua hari beruntun membuka peluang indeks untuk mengalami rebound.
Dari sisi sentimen yang mewarnai perdagangan hari ini antara lain pertemuan dua pemimpin negara "raksasa" di dunia akan perhatian hari ini. Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dijadwalkan akan bertemu secara virtual.
Dalam agenda tersebut, kedua pemimpin negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia ini memusatkan diskusi dalam beberapa hal termasuk perdagangan, teknologi, Xinjiang, dan terutama Taiwan. Khusus soal Taiwan, Beijing disebut-sebut meminta AS agar mundur dari dukungannya terhadap Taipei.
Sementara itu, pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia memang sudah terkendali, tetapi bukan berarti sudah selesai. Lonjakan kasus masih bisa terjadi, melihat perkembangan di negara-negara lain, termasuk adanya mutasi baru virus corona.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan mutasi virus corona AY.4.2 yang menyebabkan lonjakan kasus di Inggris dan mulai ditemukan di Singapura dan Malaysia belum ditemukan di tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi